Rahasia Sukses Kepemimpinan Steve Jobs, Sang Pendiri Apple

Feb 15, 2022 2 Min Read
Rahasia Dibalik Kesuksesan Kepemimpinan Steve Jobs
Sumber:Google
Kepemimpinan Steve Jobs dan Bagaimana Dirinya "Think Different"

Beberapa bulan sebelum Steve Jobs meninggal dunia, saya mendapatkan buku karya Carmine Gallo yang berjudul The Presentation Secrets of Steve Jobs. Karena itu, saya teringat akan iklan Apple yang berbunyi “think different”. Suatu iklan yang menjadi titik awal kebangkitan Steve setelah ia dipecat.

Iklan tersebut sangat fenomenal karena menggambarkan sisi kepemimpinan Steve Jobs yang ingin mengubah dunia. Berikut yang dikatakan Richard Dreyfuss tentang konsep think different-nya Jobs:

“Ini diperuntukkan bagi mereka yang gila. Para pemberontak dan pembuat masalah. Mereka yang selalu dianggap tidak cocok dengan lingkungannya. Mereka yang melihat sesuatu dengan cara berbeda. Mereka yang berani mengabaikan aturan.


Mereka yang tidak suka dengan keadaan yang begitu-begitu saja. Mereka mendorong kita semua untuk melangkah maju ke depan. Dan ketika yang lain melihat mereka sebagai orang-orang gila, kami melihat mereka sebagai orang-orang yang jenius. Mereka yang gila berpikir dapat mengubah dunia, dan kenyataannya betul.”


Kampanye iklan ini menampilkan Thomas Edison, Einstein, Gandhi, Amelia Earhart, dan tokoh Apple lainnya. Steve menjelaskan bahwa seseorang dapat dikenal dari siapa pahlawan atau tokoh yang menginspirasi hidupnya, dan yang menjadi panutan seorang Steve Jobs adalah mereka yang telah mengubah dunia. Sementara itu, Steve dianggap sebagai CEO paling sukses oleh Jack Welch karena inovasinya di bidang industri komputer, hiburan, musik, telekomunikasi, dan juga buku. 

Baca juga: 8 Kegiatan yang Ampuh Mendorong Kreativitas

Steve Jobs adalah seorang keturunan Suriah, anak dari pasangan Joanne Schieble dan Abdul Fattah Jandali. Ia kemudian diadopsi oleh Paul dan Clara Jobs yang berjanji kepada orangtua kandungnya bahwa mereka akan membiayai pendidikan Steve sampai ke jenjang kuliah. Steve mengikuti perkuliahan di Reed College, namun drop out setelah satu semester.

Meskipun ia drop out, Steve tetap mengikuti kelas perkuliahan yang ia sukai. Ia sempat bekerja di Hewlett-Packard dan bertemu dengan Steve Wozniak yang membantunya mendirikan Apple. Uniknya, Steve sempat menabung untuk pergi ke India dalam rangka mencari jati diri dan tujuan hidupnya. Terbesit di pikiran Steve bahwa ia sangat ingin mengubah dunia tetapi tidak tahu bagaimana caranya.

Selama di India, dirinya menyadari bahwa mungkin Thomas Edison telah melakukan lebih banyak terobosan dibandingkan Karl Marx dan Neem Karoli Baba. Perjalanannya ke India membuatnya yakin bahwa tujuannya di dunia adalah untuk membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan banyak orang melalui inovasi atau penemuan, seperti Thomas Edison.

Ketika mempelajari gaya kepemimpinan Steve Jobs, saya menemukan bahwa dirinya, Mandela, Gandhi, Napoleon, Welch, dan pemimpin dunia lainnya memiliki kesamaan. Saya menemukan 6 pelajaran utama yang dilakukan banyak pemimpin hebat dalam membuat perubahan:

  1. Ambillah waktu menyendiri untuk mengenali siapa diri Anda. Temukan hal yang benar-benar Anda sukai dan apa yang memotivasi Anda.
  2. Tetapkan apa yang menjadi visi Anda. Pastikan visi tersebut memotivasi Anda.
  3. Ceritakan visi Anda ke orang lain. Jika Anda menemukan orang yang bisa dipercaya, ajaklah mereka untuk membantu Anda. 
  4. Buatlah perencanaan yang matang untuk mewujudkan visi tersebut. 
  5. Berani berkata “tidak” pada gangguan yang ada. Anda harus tetap fokus.
  6. Eksekusi dengan sebaik mungkin.


1. Kenali diri Anda


Alt

Sumber: Eduardo Franca dari Pexels.com

Mungkin saja orangtua Steve sempat kecewa ketika ia memutuskan untuk drop out. Namun, Steve berkata, “Pada saat saya drop out, saya bisa berhenti mengambil kelas wajib yang tidak saya sukai, dan mengikuti kelas lain yang saya minati.” 

Steve mengikuti kelas kaligrafi karena dirinya sangat menyukai tipografi. Meskipun ia tahu kelas tersebut mungkin kurang praktis untuk diterapkan dalam hidupnya, Steve menyadari bahwa kelas kaligrafi inilah yang menjadi inspirasi tipografi Macintosh miliknya.

“Anda harus memiliki keberanian untuk mengikuti suara hati dan intuisi Anda. Merekalah yang mengetahui Anda sebenarnya ingin menjadi seperti apa dalam hidup ini,” ujar Steve.

Suatu saat, Steve melakukan perjalanan ke India untuk mencari panggilan hidupnya. Steve dalam sebuah wawancara dengan The Smithsonian berkata:

“Cobalah banyak hal hingga Anda menemukan apa yang sebenarnya menjadi passion Anda. Saya yakin setengah dari apa yang membedakan pengusaha sukses dan tidak semata-mata terletak di faktor kegigihan mereka. Anda tidak akan bisa bertahan tanpa passion yang besar. Tanpa passion, Anda tidak akan memiliki kegigihan untuk tetap melalui tantangan yang ada. Itulah aspek terpenting.” 

Baca juga: Kiat Pemimpin dalam Mengatasi Masalah Anggota, Tujuan, Visi

2. Tetapkan apa yang menjadi visi Anda


Alt

Sumber: Polina Kovaleva dari Pexels.com

Ciri khas kepemimpinan Steve Jobs adalah bahwa ia selalu melihat berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan. Ia visioner dan melihat peluang yang lebih baik terhadap segala hal. Ketika menciptakan iPhone, Steve terdorong karena telepon genggam pada masa lalu yang kurang enak digunakan serta hardware dan software-nya yang kurang canggih. 

Pada bukunya, Gallo mengutip sebuah cerita ketika Steve sedang merekrut seseorang yang berbakat untuk bekerja di Apple 30 tahun silam. Orang itu bertanya kepada Steve, “Apa visimu untuk personal computer (PC)?” Kemudian, Steve menggambarkan bagaimana PC akan mengubah segalanya dari dunia kerja, pendidikan, hiburan, dan lain sebagainya. Setelah mendengarkan visi Steve, ia segera menandatangani kontrak untuk bekerja di Apple, sebuah startup kecil kala itu. 

Pemimpin-pemimpin besar selalu memiliki visi. Menurut mantan Direktur Apple Trip Hawkins, “Steve memiliki kekuatan visi yang agak menakutkan. Ketika ia percaya akan sesuatu, kekuatan visinya benar-benar dapat melenyapkan penolakan dan masalah yang ada.”

Baca juga: 6 Langkah Sukses Wujudkan Bisnis Anda

3. Sampaikan visi Anda


Alt

Sumber: Fauxels dari Pexels.com

Salah satu pelajaran utama dari kepemimpinan Steve Jobs adalah penjiwaannya sebagai seorang storyteller. Banyak pemimpin dapat bermimpi besar, tetapi apakah mereka dapat menyampaikan visinya dengan menarik, bersemangat dan begitu memikat perhatian? 

Lantas, bagaimana Steve dapat menyampaikan visinya? Pertama, ia memiliki gairah dan semangat yang kuat. Steve juga menghabiskan waktu berjam-jam untuk memastikan visinya dapat mudah dimengerti, dengan membiarkan setiap orang membayangkan visinya. 

Banyak pemimpin memiliki visi, tetapi kebanyakan dari mereka tidak mampu menyampaikannya dengan baik.

Baca juga: Senjata Diri dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

4. Mengerahkan orang-orang untuk melaksanakan visi


Alt

Sumber: Fauxels dari Pexels.com

Kepemimpinan Steve Jobs bercirikan kemampuannya untuk merekrut orang-orang yang terinspirasi darinya. Pada akhirnya, orang-orang yang telah berjuang bersamanyalah yang menjadi kunci kesuksesan Steve.

Sama halnya dengan Martin Luther King dan Gandhi, mereka tidak semata-mata mendapatkan banyak pengikut dari pidato-pidatonya yang menginspirasi. Lebih dari itu, mereka menghabiskan waktu untuk membangun hubungan dengan para pengikutnya dan membuat koalisi. 

Baca juga: Mengapa Kegagalan Bisa Membuat Anda Lebih Sukses?

5. Fokus pada perjalanan mencapai visi

Alt

Sumber: Kristopherk dari Pexels.com

Steve mungkin terlihat berantakan dengan begitu banyaknya ide yang ia miliki. Meskipun demikian, ia sangat fokus dan jelas dengan tujuannya. 

“Kekuatan Apple terletak pada mereka yang bekerja di dalamnya. Bagian saya adalah menciptakan ruang untuk mereka, membenahi urusan organisasi, dan mencegah masalah yang mungkin terjadi di kemudian hari,” jelas Steve. Ia memastikan agar tidak ada penghalang yang mengacaukan fokus para pekerjanya.

Fokus dalam artian Anda harus bisa berkata tidak pada berbagai gangguan. Steve menambahkan, “Faktanya, Apple tidak memiliki lebih dari 30 produk utama sementara perusahaan elektronik besar bisa memiliki ribuan produk. Kami harus mampu berkata tidak pada ratusan gagasan lain yang muncul dan memilih di antaranya dengan bijak.”

Baca juga: 5 Penggerak Penting Keterlibatan Karyawan

6. Eksekusi dengan sebaik mungkin


Alt

Sumber: Vojtech Okenka dari Pexels.com

Ada kalanya suatu hal tidak berjalan sesuai dengan rencana kita. Begitu juga dengan Steve, yang sempat berhenti memproduksi Toy Story selama 5 bulan. Ada masanya Pixar dan Apple mengalami masa krisis dalam proses pengerjaannya. Namun, Steve menegaskan pentingnya kita untuk bisa mengatasi tantangan yang ada dengan disiplin. Salah satu upaya yang Steve lakukan adalah dengan mengadakan rapat mingguan untuk meninjau ulang performa bisnis Apple secara keseluruhan. 

Pada akhirnya, kita perlu mengatasi setiap hambatan yang ada dalam perjalanan kita. Di umurnya yang ke 21 tahun, Steve Jobs dianggap sebagai anak ajaib yang karismatik ketika mendirikan Apple. Ia telah menghasilkan 200 juta dolar di umurnya yang ke 25 tahun, tetapi dikeluarkan dari perusahaan yang telah didirikannya saat ia menginjak usia 30 tahun. Steve kehilangan segalanya dan bisa saja menyerah kala itu. Namun, ia memulai semuanya dari awal dengan NeXT dan Pixar tanpa sedikitpun kehilangan passion-nya.

Di balik kisah kepemimpinan Steve Jobs, kita belajar bahwa kepemimpinan adalah perjalanan yang tidak mudah. Steve mengatakan, “Dengan mengingat bahwa saya akan segera meninggal adalah cara yang paling efektif untuk membuat saya terus membuat keputusan-keputusan besar dalam hidup ini.”

Yuk, kembangkan diri Anda bersama Necole! Necole adalah aplikasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi artificial intelligence untuk mengkurasi konten mendidik sesuai dengan minat Anda. Pelajari lebih lanjut tentang Necole di sini atau email info@leaderonomics.com

**SPECIAL OFFER - Gunakan kode ABETTERME dan dapatkan diskon 5% berlangganan Necole.

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Kepemimpinan Tanpa Batas

Alt

Roshan is the Founder and “Kuli” of the Leaderonomics Group of companies. He believes that everyone can be a leader and "make a dent in the universe," in their own special ways. He is featured on TV, radio and numerous publications sharing the Science of Building Leaders and on leadership development. Follow him at www.roshanthiran.com

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Budaya Organisasi

Budaya Organisasi 101: Pertahankan dan Tingkatkan

Ketika krisis COVID-19 dimulai, saya mencari di Google tentang 'budaya organisasi di saat krisis' dan 'kepemimpinan di saat krisis'. Saya terkejut bahwa saya tidak dapat menemukan banyak tinjauan literatur. Tetapi saya memiliki pengalaman manajerial yang baik yang dipasangkan dengan pengalaman kepemimpinan yang luas dalam krisis ini, jadi saya dapat berbagi dengan Anda pengalaman dan pandangan saya tentang masalah ini.

Mar 31, 2022 2 Min Read

Alt

Fungi dan Keunikan Coaching

Dalam wawancara virtual ini, Rinaldi Pasaribu; Professional Coach dan Konsultan SDM Jabodetabek membuka tentang apa arti Coaching yang sebenarnya dan mengapa sering disalah tafsirkan.

Feb 08, 2021 23 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest