Langkah Awal Membangun Kebiasaan Kepemimpinan yang Efektif

Yan Krukau, Pexels
Salah satu tantangan terbesar saat mempelajari hal baru adalah beralih dari sekadar tahu apa yang harus dilakukan menjadi benar-benar melakukannya.
“Ini adalah proses bertahap yang dimulai dari pengetahuan, kemudian sikap, dan akhirnya perubahan perilaku,” ujar Randy Conley, pakar kepemimpinan di Blanchard. “Untuk bisa melewati proses ini dengan baik, dibutuhkan fokus pada dua hal: cara berpikir dan kemampuan yang diperlukan untuk menerapkan perilaku baru tersebut.”
Menurut Conley, pendekatan ganda ini sudah menjadi bagian dari rancangan pembelajaran dalam program pengembangan kepemimpinan di Blanchard.
“Salah satu contohnya, kami menciptakan alat baru dalam desain satu hari untuk program SLII® yang berfokus pada bagaimana mengubah pengetahuan kepemimpinan menjadi perilaku nyata. Alat ini membantu mengatasi penyebab utama mengapa transisi dari tahu menjadi melakukan sering kali sulit. Seorang pemimpin yang terus belajar membutuhkan tiga hal: pengingat, latihan, dan dukungan.”
Pemimpin Butuh Pengingat
“Jika Anda bukan pencatat yang baik, mudah sekali melupakan poin penting dari sesuatu yang baru dipelajari,” jelas Conley. “Kebanyakan orang memahami konsep umumnya, tetapi kesulitan muncul saat mencoba menerapkannya. Anda tahu bahwa menetapkan tujuan bersama tim itu penting dan harus dilakukan secara kolaboratif, tapi kadang lupa bagaimana memulainya.”
Pemimpin Butuh Latihan
“Dalam bayangan kita, semuanya terlihat mudah: menetapkan tujuan bersama, melakukan percakapan untuk menilai kemampuan dan komitmen anggota tim, serta memberikan arahan dan dukungan sesuai kebutuhan,” kata Conley.
“Tapi kenyataannya, sering kali kita kesulitan. Misalnya, saat melakukan pertemuan daring untuk menetapkan tujuan bersama, Anda tidak tahu harus mulai dari mana. Anda ingin menilai tingkat perkembangan anggota tim, tetapi belum pernah melakukannya sebelumnya. Akhirnya, Anda kembali pada cara lama yang sudah biasa digunakan.”
Di sinilah pemimpin membutuhkan arahan yang jelas dan rencana yang terstruktur. Hal ini sejalan dengan yang diajarkan dalam program SLII®, yang menjelaskan bahwa setiap orang melewati empat tahap perkembangan saat mempelajari hal baru:
1. Pemula Antusias (Enthusiastic Beginner): penuh semangat di awal.
2. Pembelajar Kecewa (Disillusioned Learner): mulai sadar bahwa tugas lebih sulit dari perkiraan.
3. Kontributor Hati-Hati tapi Mampu (Capable but Cautious Contributor): mulai terampil, namun masih ragu.
4. Pencapai Mandiri (Self-Reliant Achiever): sudah kompeten dan percaya diri dengan kemampuan sendiri.
Baca Juga: Rahasia Membuat Hasil Pelatihan Bertahan Jangka Panjang
Pemimpin Butuh Dukungan
“Tidak ada yang lebih cepat mematikan ide baru selain tekanan dari rutinitas harian,” ujar Conley. “Membangun kebiasaan kepemimpinan baru juga begitu. Anda butuh ruang untuk belajar, waktu ekstra untuk berlatih, dan dukungan dari atasan karena proses ini mungkin tidak selalu berjalan mulus.”
Salah satu alat dalam desain terbaru SLII® adalah video singkat berjudul ‘Dear Boss’, yang bisa dibagikan peserta program kepada atasannya. Video ini berisi pesan agar atasan memahami bahwa bawahannya sedang belajar hal baru dan membutuhkan dukungan tambahan.
“Mengakui bahwa Anda belum sepenuhnya ahli dalam suatu hal bukanlah hal yang mudah,” tambah Conley. “Karena itu, memiliki ‘pendukung pihak ketiga’ yang membantu menjembatani komunikasi dengan atasan bisa sangat membantu.”
Mengubah Konsep Menjadi Perilaku
Mempelajari hal baru memang menantang, tetapi juga menyenangkan. Sayangnya, banyak ide baik yang tidak pernah menjadi kebiasaan nyata karena kita lupa memperhatikan proses pembentukannya. Dengan latihan dan dukungan yang tepat, perubahan itu bisa terjadi.
Kebiasaan Kepemimpinan yang Konsisten
Kunci dari perubahan perilaku kepemimpinan adalah konsistensi. Tidak cukup hanya mencoba hal baru sesekali; pemimpin perlu menjadikannya bagian dari rutinitas harian. Setiap interaksi dengan tim menjadi kesempatan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih efektif, baik melalui komunikasi yang lebih terbuka, pemberian umpan balik yang konstruktif, maupun pembagian tanggung jawab yang lebih jelas. Saat kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, hasil positif akan terlihat dalam budaya kerja dan kinerja tim.
Baca Juga: 20 Kebiasaan Sehari-hari untuk Meningkatkan Daya Fokus
Kepemimpinan sebagai Proses Pembelajaran Seumur Hidup
Kepemimpinan sejati tidak berhenti pada pencapaian posisi atau jabatan tertentu. Ia adalah proses pembelajaran seumur hidup yang membutuhkan kerendahan hati untuk terus berkembang. Dengan menggabungkan pengetahuan, refleksi, latihan, dan dukungan, setiap pemimpin bisa menciptakan perubahan nyata. Tidak hanya dalam dirinya, tetapi juga dalam tim dan organisasinya. Dalam dunia yang terus berubah, pemimpin yang adaptif dan mau belajar akan selalu selangkah lebih maju.
Kepemimpinan
Tags: Jadilah Seorang Pemimpin, Kepemimpinan Tanpa Batas, Pertumbuhan, Sifat Positif
David Witt adalah Program Director di Blanchard®. Ia dikenal sebagai peneliti berprestasi dan juga pembawa acara webinar bulanan dari perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga pernah menulis dan berkontribusi dalam berbagai publikasi ternama seperti Fast Company, Human Resource Development Review, Chief Learning Officer, dan US Business Review