#KaburAjaDulu? Ini yang Harus Dipersiapkan

Sep 22, 2025 5 Min Read
Tangan Bertumpu pada Koper
Sumber:

Eminent Luggage, Pexels

#KaburAjaDulu? Ini yang Harus Dipersiapkan

Fenomena Generasi Muda Indonesia Antara Pergi dan Bertahan

Media sosial beberapa tahun terakhir sering kali menjadi cermin dari keresahan generasi muda pekerja. Dari sekian banyak tren, salah satu yang cukup menyita perhatian adalah #KaburAjaDulu. Tagar ini awalnya muncul dari unggahan-unggahan ringan yang bernuansa humor, sindiran, sekaligus keluh kesah terhadap tekanan hidup sehari-hari. Semakin banyak anak muda merasa bahwa masa depan di Indonesia penuh ketidakpastian dan tidak cukup menjanjikan.

Asal mula tren #KaburAjaDulu berangkat dari pengalaman nyata yang dihadapi banyak orang muda. Mulai dari kesulitan mencari pekerjaan layak, biaya pendidikan tinggi yang sulit dijangkau, layanan kesehatan yang belum merata, hingga keterbatasan ruang berekspresi. Semua faktor ini membuat sebagian besar generasi muda melihat kesempatan belajar atau bekerja di luar negeri sebagai pilihan yang lebih masuk akal. Tidak heran, tagar ini dengan cepat menjadi viral, terutama di kalangan profesional muda yang terbiasa bersuara lantang di media sosial.

Baca Juga: Kenapa Self-Awareness Itu Kunci Buat Tetap Bahagia di Era Digital?

Namun, popularitas #KaburAjaDulu juga memunculkan pertanyaan kritis: apakah kabur benar-benar solusi? Apakah dengan meninggalkan masalah sementara waktu, kita bisa kembali dengan perspektif yang lebih baik? Ataukah sebaliknya, kabur justru membuat kita semakin jauh dari solusi? Oleh karena itu, penting untuk memahami apa yang perlu dipersiapkan dan bagaimana membuat rencana yang benar sebelum memutuskan untuk pindah.

Mengapa #KaburAjaDulu Begitu Populer?

Ada beberapa alasan yang menjelaskan mengapa tren ini cepat menyebar dan mendapat sambutan luas.

1. Akses pendidikan yang terbatas

Tidak semua anak muda memiliki kesempatan belajar di perguruan tinggi berkualitas di Indonesia. Beasiswa dan jalur pendidikan di luar negeri menjadi alternatif menarik karena dianggap memberikan pengalaman dan kualitas pendidikan lebih tinggi.

2. Tantangan di dunia kerja

Menurut data dari BPS, tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi masih tinggi. Sering kali kemampuan lulusan tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Situasi ini membuat anak muda merasa jalur karir di dalam negeri sempit, sementara peluang kerja di luar negeri terlihat lebih jelas dan menjanjikan.

3. Kondisi ekonomi yang tidak stabil

Upah minimum di banyak daerah tidak sebanding dengan biaya hidup yang terus meningkat. Di sisi lain, kesenjangan ekonomi semakin lebar. Hal ini menambah dorongan bagi generasi muda untuk mencari penghidupan yang dianggap lebih layak di luar negeri.

4. Layanan kesehatan yang belum optimal

Meski ada sistem jaminan sosial seperti BPJS, kualitas layanan masih sering dipertanyakan. Sebagian masyarakat menilai bahwa standar layanan di luar negeri lebih baik.

5. Keterbatasan kebebasan berekspresi

Ada anak muda yang merasa bahwa ide, gaya hidup, atau pandangan mereka tidak cukup diterima di Indonesia. Mereka berharap bisa hidup lebih bebas di negara lain.

Dengan latar belakang ini, wajar bila tagar #KaburAjaDulu muncul sebagai bentuk sindiran kolektif. Ungkapan tersebut seakan mengatakan bahwa jika kondisi di dalam negeri terasa berat, lebih baik mencoba peruntungan di luar negeri terlebih dahulu.

Apakah Kabur Selalu Menjadi Solusi?

Bagi sebagian orang, kabur ke luar negeri adalah keputusan yang rasional. Pendidikan internasional, pengalaman lintas budaya, dan jaringan global dipandang sebagai modal penting untuk membangun karier. Bahkan ada yang berharap setelah berhasil di luar negeri, mereka bisa kembali dan memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia.

Namun, langkah ini juga memiliki risiko yang harus dipertimbangkan: 

  • Brain drain 

Semakin banyak talenta terbaik justru membangun karier di luar negeri, sehingga Indonesia kehilangan sumber daya manusia unggul.

  • Tantangan adaptasi 

Hidup di luar negeri tidak selalu mudah.Cultural shock, diskriminasi, hingga kerinduan pada tanah air bisa menjadi beban tersendiri. 

Baca Juga: Belajar Bagaimana Cara untuk Belajar

  • Kemungkinan menetap permanen

Tidak sedikit yang akhirnya memilih menetap di luar negeri untuk selamanya. Hal ini membuat mereka tidak lagi terlibat langsung dalam perubahan di Indonesia.

Oleh karena itu, kabur tidak bisa dianggap sebagai solusi sederhana. Ia memang menawarkan peluang besar, tetapi juga membawa tantangan dan risiko yang harus dipertimbangkan matang-matang.

Persiapan yang Perlu Dilakukan

  1. Riset tujuan dan negara tujuan
    Pelajari budaya, sistem pendidikan atau pekerjaan, biaya hidup, regulasi imigrasi, dan peluang karir. Pastikan negara tujuan sesuai dengan tujuan jangka panjang, apakah untuk studi, bekerja, atau pengalaman hidup.
  2. Rencana keuangan yang jelas
    Hitung semua biaya mulai dari tiket, akomodasi, kebutuhan sehari-hari, hingga asuransi kesehatan. Pastikan memiliki dana cadangan untuk keadaan darurat.
  3. Dokumen legal dan izin tinggal
    Pastikan visa, izin belajar atau kerja, dan dokumen identitas lainnya lengkap. Pelajari aturan perpanjangan izin tinggal agar tidak menghadapi masalah hukum.
  4. Keterampilan dan kualifikasi yang relevan
    Tingkatkan kemampuan bahasa, skill profesional, atau sertifikasi yang diperlukan di negara tujuan. Hal ini akan mempermudah adaptasi dan meningkatkan peluang sukses.
  5. Jaringan dan dukungan sosial
    Bangun relasi dengan komunitas lokal, organisasi mahasiswa, atau grup profesional di luar negeri. Dukungan sosial akan membantu mengurangi stres adaptasi dan mempermudah integrasi.
  6. Rencana darurat dan kesehatan mental
    Persiapkan rencana jika kondisi tidak sesuai harapan, termasuk cara kembali ke Indonesia. Jaga kesehatan mental dengan rutin berkomunikasi dengan keluarga, teman, atau konselor.

Baca Juga: 4 Tahap Membangun Mental Kuat dan Tangguh

Dengan persiapan yang matang, keputusan untuk pindah bukan sekadar reaksi emosional terhadap ketidakpuasan di Indonesia, tetapi langkah strategis yang meningkatkan peluang sukses dan mengurangi risiko.

Menentukan Jalan: Kabur atau Bertahan?

Pertanyaan mengenai apakah sebaiknya kabur atau bertahan tidak memiliki jawaban tunggal. Setiap individu memiliki kondisi, tujuan, dan kapasitas yang berbeda. Di sinilah kesadaran diri atau self-awareness memegang peranan penting.

Beberapa pertanyaan bisa membantu dalam membuat keputusan:

  • Apa tujuan jangka panjang hidup saya? 
  • Apakah kesempatan belajar atau bekerja di luar negeri benar-benar mendukung visi tersebut? 
  • Apakah bertahan memberi saya ruang untuk berkontribusi sesuai nilai yang saya yakini? 
  • Apakah saya punya sistem pendukung (keluarga, mentor, komunitas) yang bisa menguatkan pilihan saya?

Self-awareness membantu anak muda untuk tidak sekadar mengikuti tren di social media, tetapi memilih jalannya dengan sadar dan terarah.

Pesan untuk Dunia Kerja dan Kepemimpinan

Fenomena #KaburAjaDulu adalah sinyal kuat bagi pemimpin, baik di level perusahaan maupun pemerintahan. Fenomena ini menunjukkan adanya ketidakpuasan nyata yang perlu segera ditangani.

  • Bagi perusahaan, ini berarti perlunya menciptakan budaya kerja yang sehat, menyediakan peluang karir yang jelas, dan memberi ruang inovasi agar anak muda merasa dihargai.
  • Bagi pemerintah, ini berarti memperbaiki sistem pendidikan, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kualitas layanan publik, dan memastikan kebebasan berekspresi terjaga.

Sebaliknya, bagi para pemuda, penting juga untuk melihat bahwa perubahan tidak hanya datang dari atas. Komunitas, gerakan sosial, hingga inisiatif bisnis kecil bisa menjadi jalan untuk tetap tumbuh meski dari dalam negeri.

Penutup

Tren #KaburAjaDulu muncul karena anak muda Indonesia menghadapi berbagai keterbatasan, mulai dari pendidikan, pekerjaan, hingga kebebasan berekspresi. Pindah ke luar negeri bisa menjadi peluang untuk menimba pengalaman, memperluas jaringan, dan membangun karier.

Namun, keputusan ini harus diiringi dengan persiapan matang dan perencanaan yang jelas. Riset negara tujuan, perhitungan keuangan, dokumen legal, keterampilan yang relevan, jaringan sosial, dan strategi menjaga kesehatan mental menjadi langkah-langkah penting yang tidak bisa diabaikan.

Kabur bukan sekadar lari dari masalah, tetapi pilihan strategis yang memerlukan kesadaran penuh. Dengan persiapan dan rencana yang benar, pindah ke luar negeri bisa menjadi pengalaman yang memperkaya diri sekaligus membuka peluang yang lebih luas.

Share artikel ini

Alt

Manisha adalah editor dan penulis di Leaderonomics. Ia percaya tulisan memiliki kekuatan untuk belajar dan membawa perubahan dengan menginspirasi banyak orang.

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

tujuan hidup

Bagaimana Cara Menentukan Tujuan Hidup?

Oleh Benazir Fauzy. Selama dapat hidup nyaman dan sesuai dengan keinginan, why do we have to set and find our purpose?

May 06, 2024 2 Min Read

Wawancara Kepemimpinan: Pemimpin dan Waktu

Pemimpin dan Waktu

Douglas Robitaille berbagi wawasan tentang bagaimana pemimpin mengelola waktu dengan bijak untuk mencapai tujuan besar dan membangun tim yang produktif.

Feb 12, 2025 57 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest