3 Cara Membangun Organisasi yang Agile

Dec 23, 2021 5 Min Read
Beradaptasi dengan era digital melalui penerapan organisasi yang agile
Sumber:Pexels
Apakah tempat kerja Anda termasuk organisasi agile?

Di era informasi yang berada tepat di ujung jari kita, pelanggan mengharapkan lebih banyak dari bisnis dan perusahaan harus beradaptasi untuk berkembang.

Salah satunya adalah dengan menerapkan organisasi yang agile, yaitu organisasi yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap keadaan yang terus berubah. Metode ini pun diterapkan oleh bank-bank besar seperti ING dan Sberbank dengan keahlian arsitek perubahan Bart Schlatmann. Pada kunjungan baru-baru ini ke INSEAD, mantan COO ING dan CTO Sberbank membahas pergeseran model organisasi lama yang memerintah dan mengontrol ke lingkungan kolaboratif yang bersifat agile

Organisasi yang agile bekerja lebih fleksibel dengan memberikan kepercayaan kepada setiap orang di dalamnya untuk membuat keputusan. Organisasi tersebut juga berfokus pada pelanggan sebagai upaya beradaptasi dengan dinamika pasar.

Pada tahun 2014, para eksekutif di ING memahami bahwa diperlukan adanya perubahan yang memprioritaskan pengalaman pelanggan untuk mendorong pertumbuhan bisnis. Bagi mereka, organisasi agile yang telah diterapkan Departemen IT sejak 2010 adalah jawabannya. Beberapa perwakilan dari ING kemudian mengunjungi Spotify, startup streaming musik asal Swedia untuk melihat bagaimana organisasi yang agile tersebut beroperasi.

Baca juga: Apa yang Pandemi Covid-19 Ajarkan Tentang Perubahan?

Industri mapan cenderung fokus pada persaingan daripada perusahaan di industri lain yang unggul dalam memperoleh minat pelanggan. Misalnya, jika pelanggan mengharapkan transaksi online yang cepat, mereka juga mengharapkan proses yang cepat dari bank. 

Dengan mengirim paket pada hari yang sama, Amazon mengubah harapan klien. Menurut Schlatmann, kompetitor Anda bukan lagi menjadi tolak ukur kepuasan pelanggan. Ia berpendapat bahwa perilaku klien sebenarnya ditetapkan oleh inovator digital.

Dalam studi kami yang berjudul Embracing Digital: ING's Journey to a New Way of Working, rekan penulis saya Yves Doz, Lucia Del Carpio,  Nancy Brandwein dan saya menyelidiki transformasi perusahaan bank dengan bimbingan Schlatmann. Kami melihat bagaimana keberhasilan ING dalam sepenuhnya berintegrasi dengan entitas lain pada tahun 2007 mendorong bank untuk memikirkan kembali cara kerja tradisional yang sudah kelewatan zaman.

Keberhasilan Tranformasi Bank ING 

Transformasi menuju organisasi yang agile telah merubah sebagian besar divisi di ING. Melalui ini, tim dibuat lebih kecil dan tidak hierarkis. Semua karyawan harus mengajukan permohonan kembali untuk bekerja di perusahaan ING yang baru. Karena 30% manajer senior tidak cocok dengan budaya baru ini, mereka keluar.

Manajer tidak lagi menetapkan tujuan tim atau individu. Mereka ditetapkan pada tingkat kelompok kecil atau squad untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Karyawan ING kemudian lebih sering bertemu langsung dengan pelanggan karena kebutuhan pelanggan lah yang menjadi prioritas squad.

Schlatmann percaya bahwa transformasi menuju organisasi yang agile membutuhkan pola pikir yang lengkap. Salah satu contohnya adalah bagaimana IT diposisikan dalam sebuah organisasi. Dukungan IT biasanya berada di luar fungsi bisnis atau yang dihadapi klien. Namun, pada organisasi yang agile, IT dan profesional lain bekerja dalam kelompok yang sama.

Baca juga: Evaluasi Diri Sebagai Pemimpin dengan 5 Pertanyaan Berikut!

Saya bersama dengan Profesor Del Carpio menjalankan lima survei yang menganalisis tujuan dan keberhasilan squad. Kami menemukan bahwa keterlibatan dan efisiensi tim meningkat secara signifikan seiring transformasi berlangsung. Schlatmann mengatakan bahwa karyawan dapat memberi tahu kami “kisah tanpa politik” dalam survei.

Setiap squad di bank membutuhkan pihak teknis yang dapat memeriksa masalah pelanggan dan memberikan solusi digital. Misalnya, developer yang bekerja dengan tim finance dapat membuat aplikasi yang dirancang khusus untuk sekelompok pelanggan tertentu.

Mendapatkan perwakilan IT untuk setiap squad memerlukan orang yang berbakat dalam teknologi. Meskipun bank pada umumnya memiliki sejumlah besar data yang bisa diteliti para insinyur, hal tersebut dipandang monoton dan membosankan bagi karyawan. 

Menurut Schlatmann, transformasi ING mengubah bank menjadi perusahaan insinyur perangkat lunak pilihan nomor satu di Belanda. Tidak perlu melakukan kampanye besar-besaran, karena informasi positif dari mulut ke mulut pun menarik bakat teknologi untuk bekerja di ING.

3 Cara Menerapkan Organisasi yang Agile

Kini Schlatmann mengawasi transformasi agile di dua bank besar, ING dan Sberbank. Ia merekomendasikan perubahan dari satu divisi yang akan berkembang ke divisi yang lain. Dalam industri perbankan, seseorang dapat memulai dengan area hipotek atau pinjaman bisnis. 

Schlatmann menyarankan para eksekutif untuk bertanya pada diri sendiri apakah kompetitor mereka mendorong perilaku pelanggan atau bahkan harapan klien didorong oleh perusahaan di industri lain. Jika perusahaan di industri lain mendorong perubahan, cari jawaban di sana dan beradaptasi sesuai dengan kondisi tersebut.

Baca juga: 6 Langkah Sukses Wujudkan Visi Bisnis Anda

Kedua, Schlatmann menekankan pentingnya mengukur karena pengukuran objektif akan memberikan Anda data yang sebenarnya.
Survei sebelumnya tentang bagaimana kinerja karyawan sepanjang transisi pun memberikan skala pencapaian yang nyata.

Ketiga, Schlatmann beralih dari gaya manajemen yang autoritatif menuju manajemen yang berorientasi pada tujuan dan berfokus pada pelanggan. Transformasi organisasi yang agile tidak hanya ditujukan untuk perusahaan teknologi kecil, tetapi juga untuk perusahaan besar yang sudah mapan. Berkaitan dengan hal ini, Schlatmann merekomendasikan langkah kecil yang dapat meluas ke seluruh bagian perusahaan.

Leaderonomics.com adalah situs bebas iklan. Dukungan dan kepercayaan kalian lah yang mendorong kami untuk terus menyajikan artikel berkualitas tiap harinya. Ketika Anda mendukung kami, maka secara langsung Anda membantu jutaan orang untuk terus mengakses situs kami secara gratis. Jika berkenan, Anda bisa dukung kami di sini.

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Alt
Maria Guadalupa adalah seorang Profesor Ekonomi dan pemimpin Goltz Fellowship di Institut Bisnis dan Masyarakat INSEAD.

Mungkin Anda Juga Menyukai

Pria Bayangan Dengan Bendera Berkibar

Mengapa Dunia Tertarik pada Pemimpin Neo-Otoritarian

Artikel ditulis oleh : Manfred F. R. Kets De Vries. Mengapa Dunia Tertarik pada Pemimpin Neo-Otoritarian

Nov 05, 2022 4 Min Read

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest