“Imagineering”: Rahasia Dibalik Kesuksesan Walt Disney

Nov 04, 2021 1 Min Read
disneyland
Sumber:Craig Adderley dari pexels.com

Ketika saya masih kecil, saya berharap seluruh keluarga saya berkumpul bersama untuk menonton The Wonderful World of Disney di TV. Setiap tayangan episodenya  sangat menginspirasi, penuh dengan mimpi dari keajaiban dunia Disney. Saya bermimpi suatu hari akan ke Disneyland dan melihat langsung keajaiban dunia dongeng tersebut.
 
Beranjak dewasa, mimpi masa kecil saya untuk pergi ke Disneyland terwujud. Meskipun begitu, Disney tetap menepati impian masa kecil saya dengan keajaibannya. Hal tersebut membuat saya berpikir, “berapa banyak perusahaan yang membuat janji dan tetap menjaga janji tersebut?”. Sebab, Disney menjaganya dengan baik dan terus menyentuh hati semua orang.
 
Disney membuat setiap anak perempuan bermimpi menjadi tuan putri. Bayangkan dunia tanpa Disney, tanpa keajaiban, rasa optimis dan fantasi anak-anak. Perusahaan Walt Disney sendiri didirikan oleh siswa SMA yang putus sekolah, yang tidak putus asa berjuang menghadapi kebangkrutan selama merintis perusahaanya. Bagaimana bisa seorang pria yang awal mulanya biasa saja berhasil mendirikan perusahaan media dan hiburan terbesar di dunia?

Walt Disney dikenal sebagai inovator Mickey Mouse. Namun, sesungguhnya ia juga merupakan pemimpin yang hebat. Walt dan saudaranya Roy mengubah dunia melalui animasi dan berhasil mendirikan Disneyland sebagai “tempat paling membahagiakan di dunia”.

Baca juga: Berpikir Seperti Sherlock Holmes


Walt Disney lahir dari seorang ayah yang bernama Elias Disney, pria yang pindah ke California untuk mencari emas, namun berakhir menjadi petani. Walt mengembangkan kecintaannya akan menggambar namun sayangnya harus dikeluarkan dari sekolah. Walt kemudian bergabung ke militer sebagai sopir ambulans. Pada usia 19 tahun, ia memulai perusahaan pertamanya yang dikenal sebagai Iwerks-Disney Commercial Artists. Sayangnya, ia mengalami kegagalan. Walt memutuskan untuk mencari “pekerjaan sesungguhnya” dan bekerja di perusahaan periklanan namun tidak lama kemudian ia dipecat karena dianggap tidak cukup kreatif.
 
Alhasil, ia mendirikan perusahaan Laugh-O-Grams yang pada akhirnya bangkrut. Walt pergi ke Hollywood, namun menghadapi lebih banyak kegagalan dan kemunduran dalam upayanya menciptakan serial tokoh kartun yang sukses, sebelum akhirnya berhasil membuat Mortimer Mouse. Istrinya bersikeras mengubah nama Mortimer menjadi Mickey Mouse, yang ternyata menjadi lebih terkenal daripada Felix the Cat.
 
Walt terus berjuang, meskipun telah memenangkan Academy Award pada tahun 1932 untuk pertama kalinya. Terobosan besar yang ia alami datang dari Snow White and the Seven Dwarfs. Namun, perusahaannya terus mengalami masalah finansial karena Walt selalu mengejar ambisi lebih besar. Walt tidak pernah menyerah dalam mewujudkan mimpinya untuk menciptakan “tempat paling membahagiakan di dunia.” Bahkan, di saat kelam ketika Charles Minz, seorang distributor film ternama mencuri hak cipta Oswald the Rabbit dan mengambil alih animator terbaiknya, Walt dan saudaranya Roy terus berjuang.
 
Kesuksesan Walt memang tidak lepas dari kegigihannya bekerja. Beberapa tahun sebelumnya, seorang jurnalis Art Linkletter tiba lebih awal pada acara konferensi pers Disney Fantasia. Ia melihat tempat konferensi pers masih kosong dan hanya ada seseorang yang sibuk mengatur kursi. Linkletter bertanya, “Kapan seharusnya Walt Disney tiba?” Walt menyeringai dan berkata, “Saya adalah Walt Disney.”

Baca juga: Membentuk Diri Menjadi Seorang Pemimpin

 
Walt Disney selalu menjadi inovator. Pada Steamboat Willie, ia pertama kalinya menciptakan animasi film yang diselaraskan dengan suara. Walt adalah orang pertama yang menggunakan kamera three-strip technicolor. Ia mengembangkan kamera multi-plane, yang kemudian ditiru banyak orang. Walt adalah orang pertama yang membuat film dengan siaran berwarna, Fantasound (sistem suara yang mengelilingi ruangan pertama kali), CinemaScope (teknologi layar lebar), dan robot audio-animatronic.
 
Walt merupakan individu yang tidak pernah puas; ia selalu bereksperimen dan tidak ragu mencoba hal baru. Lalu apakah yang menjadi rahasia dari inovasi, kreativitas dan imajinasi seorang Walt Disney?
 

Strategi tiga kursi Walt


Alt

Sumber: skitterphoto dari pexels.com

Seorang animator yang bekerja untuk Walt berkata

Sebenarnya ada 3 Walt yang berbeda: Si Pemimpi, Si Realisator, dan Si Kritikus.

 
Walt memiliki rahasia. Rahasianya adalah 3 kursi. Ya, rahasianya adalah memiliki 3 kursi di kantornya yang tidak pernah berpindah. Tiap kursi mencerminkan 3 perspektif yang terdiri dari:

  1. Kursi Si Pemimpi, kursi visioner di mana Walt memimpikan masa depan
  2. Kursi Si Realis, kursi praktis di mana Walt mengeksekusikan rencananya
  3. Kursi Si Kritikus, kursi kritik di mana Walt bertanya dan mengidentifikasi potensi masalah

 
Melalui 3 kursinya, Walt melakukan aktivitas “imagineering” yang merupakan gabungan kata dari imagination dan engineering. Walt memiliki strategi dalam mengembangkan kreativitasnya sebagaimana tercerminkan pada masing-masing peran kursi tersebut.
 

Si Pemimpi

Walt Disney tidak pernah berhenti bermimpi tentang kemungkinan baru. Walt memahami bahwa sebuah kemungkinan hanya dibatasi oleh imajinasi kita. Sebabnya, kursi “Si Pemimpi” digunakan untuk satu tujuan yaitu sekreatif mungkin menjawab pertanyaan seperti “hal apa yang akan saya ciptakan selanjutnya?”, “bagaimana bentuknya?” dan “apakah hal tersebut akan menyentuh kehidupan orang?”.

Baca juga: 10 Cara Efektif Menjadi Lebih Inovatif di Tempat Kerja

 
Walt tidak suka dibatasi dalam berkarya. Maka dari itu, ia menolak ketika disebut memiliki pola pikir outside the box, “Jangan berpikir seakan-akan ada kotak yang membatasi imajinasi kita,” ujarnya.
 

Si Realis

Ketika Walt merasa cukup untuk menghabiskan waktunya di kursi “Si Pemimpi”, ia berpindah ke kursi “Si Realis” yang rasional dan praktis. Pada kursi ini, Walt memikirkan bagaimana caranya mengaktualisasikan sebuah mimpi dengan menanyakan pertanyaan sulit tentang mimpinya:

  1. Hal apa saja yang dibutuhkan untuk membuat mimpi ini terwujud?
  2. Apa yang harus saya lakukan untuk membuatnya terjadi?
  3. Bagaimana dengan pembiayaannya?
  4. Butuh waktu berapa lama untuk merealisasikannya?
  5. Siapa yang dapat menolong saya untuk membuatnya berhasil?
  6. Halangan apa yang akan saya hadapi dan bagaimana cara mengatasinya?

 
Pada kursi “Si Realis”, Walt fokus pada tindakan yang mampu mengaktualisasikan idenya. Paul Dunn, salah satu karyawan Walt menjelaskan:

Jika Walt dan timnya bekerja pada sebuah roller coaster baru seperti Space Mountain, mereka membayangkan bagaimana rasanya duduk di roller coaster yang meluncur pada lintasan berkelok, naik pelan-pelan pada lereng yang curam, lalu menukik dengan cepat ketika turun. Mereka memperhatikan bagaimana tempat duduk dan tali pengaman terasa pada tubuh mereka. Mereka mendengar suara roller coaster dan melihat lampu berkedip dengan cepat di seluruh perjalanan dalam benak mereka. Maka dari itu, Si Realis mengisi kekosongan ide aslinya yang diciptakan oleh Si Pemimpi.

 
Walt yakin bahwa:

Pekerjaan kita harus memiliki dasar fakta. Kita harus mengetahui semua hal tentangnya. Kita tidak bisa melakukan hal yang fantastis kecuali kita tahu apa yang nyata dan apa yang tidak.

 

Baca juga: Mengapa Kegagalan Bisa Membuat Anda Lebih Sukses?


Si Kritikus

Merupakan tugas Walt Si Pengkritik untuk mengidentifikasi masalah. Fokus kursi ini adalah pada mengapa; mengapa melakukan dengan cara ini dan kenapa melakukan semua ini.
 
Walt melakukan semuanya dengan cermat. Ia menyatakan bahwa, “setiap animasi yang ditampilkan pada layar akan dianalisa, dan setiap objek yang digambar akan digambar ulang sampai kami menemukan yang paling terbaik”. 
 
Si Kritikus memainkan peran penting dalam menemukan celah dan mengungkap masalah di mana Si Pemimpi dan Si Realis gagal menemukannya. Hal tersebut penting bagi Walt sebelum penonton yang menemukan kesalahannya. Pertanyaan lain yang ditanyakan Walt ketika duduk di kursi “Si Kritikus” adalah:

  1. Kelemahan apa yang ada pada rencana ini?
  2. Apakah pelanggan akan merasa puas?
  3. Bagaimana para ahli memandangnya?
  4. Apakah ini yang terbaik? Apa yang harus diperbaiki?
  5. Apakah ini sudah mencapai tujuan pencapaian kita?


Pengaruh 3 kursi Walt

Setelah mempelajari Walt selama setahun, Dilts menemukan strategi Walt tidak hanya berguna pada perencanaan proyek namun juga untuk memperluas perspektif seseorang, “Hal ini membuat saya paham bahwa bukan karena manusia tidak realistis, plin-plan, atau pun sinis. Manusia memiliki pandangan beragam dalam melihat sesuatu.”
 
Strategi 3 kursi Walt mengajarkan kita untuk memiliki banyak perspektif. Mimpikanlah sesuatu yang tidak mungkin, kemudian jadikan mimpi itu kenyataan dan dengarkan Si Pengkritik dalam diri Anda mengevaluasi kinerja yang Anda lakukan sehingga Anda dapat berkembang menjadi lebih baik.
 
Walt Disney meninggal sebelum Disney World di Florida selesai dibangun. Seseorang berkomentar kepada Mike Vance, Direktur Kreatif Disney pada saat grand opening, “Sangat disayangkan bukan, Walt Disney tidak dapat melihat ini semua?” Vance dengan cepat menjawab, “Ya, dia telah melihatnya. Itulah kenapa semuanya ini ada.”

Baca juga: 5 Cara Terbaik Melibatkan Karyawan Anda


Walt, Si Pemimpin

 


Alt

Sumber: Andrea Piacquadio dari pexels.com

Walt menyukai manusia, termasuk para karyawan dan keluarganya. Ia adalah seorang guru hebat yang mampu mendorong karyawannya untuk keluar dari zona nyaman mereka. Salah satu pekerja Disney, Blaine Gibson mengatakan, “Walt mempercayai kami lebih dari kami mempercayai diri sendiri.” 
 
Walt memiliki sifat seorang pemimpin yang hebat, termasuk kegigihannya untuk tidak menyerah untuk mengejar mimpi, bahkan dalam keadaan yang buruk.
 
Namun yang penting, Walt Disney memahami proses dari sebuah inovasi. Ia tahu, ia harus mengambil resiko pada awal mula merintis pekerjaannya ketika orang lain tidak yakin dengan dirinya. Dengan mengaplikasikan “Imagineering” 3 kursinya, Walt mampu mempertimbangkan semua resiko dan tahu persis apa yang sedang dihadapi.
 
Walt dan Roy telah menghadapi masalah finansial yang buruk berkali-kali. Mereka sering kali mengambil resiko atas semua yang mereka miliki, ketika banyak orang memilih untuk bermain aman.
 
Seandainya Walt hanya seorang "pemimpi", dia tidak akan bangkrut namun kemudian akan terlupakan. Walt tidak mengenal takut, namun ia juga tidak gegabah. Seharusnya kita juga tidak berpikir demikian mengenai inovasi. Yang kita butuhkan adalah 3 kursi milik Walt dan menjadi seorang “imagineers”.

Baca juga: Apa Saja Tahapan Kreativitas?


Tonton juga video "3 Cara untuk Meningkatkan Mindful Leadership"!

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Alt

Roshan is the Founder and “Kuli” of the Leaderonomics Group of companies. He believes that everyone can be a leader and "make a dent in the universe," in their own special ways. He is featured on TV, radio and numerous publications sharing the Science of Building Leaders and on leadership development. Follow him at www.roshanthiran.com

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Sherlock Holmes

Berpikir Seperti Sherlock Holmes

Sherlock Holmes adalah detektif terhebat di dunia. Sangat luar biasa bagaimana dia secara terus menerus memecahkan misteri yang paling sulit, sering kali menyelamatkan hidup atau menghentikan bencana yang akan datang.

Nov 03, 2021 3 Min Read

ide

Mempertahankan Ide Mu

Dr. Pyatt dalam video ini secara singkat dan padat mengemukakan pandangannya tentang bagaimana mempertahankan ide-ide Anda dan apa yang perlu Anda lakukan jika ide-ide Anda tidak segera mendapatkan respons seperti yang Anda harapkan,

Jan 14, 2021 1 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest