Cara Networking yang Lebih Nyaman bagi Profesional Neurodivergen

freepik
Pertama kali saya mengikuti konferensi profesional selama tiga hari, saya datang dengan profil LinkedIn yang baru diperbarui, perkenalan singkat yang setengah dihafal, dan harapan bisa membangun relasi yang berarti. Namun, baru hari pertama selesai, rasanya sudah habis energi: lampu terlalu terang, basa-basi terasa dipaksakan, senyum terasa dibuat-buat.
Bagi banyak profesional neurodivergen, mereka yang cara berpikir, memproses informasi, atau berinteraksinya berbeda dengan kebanyakan orang (misalnya Autisme, ADHD, atau Sensory Processing Disorder) situasi seperti ini sangat umum terjadi.
Acara networking, terutama yang tatap muka, seringkali dibuat sesuai norma neurotipikal: tampil rapi, ramah, penuh energi, dan luwes berbicara, apa pun kondisinya.
Kalau otak Anda bekerja dengan cara yang berbeda, mudah muncul perasaan, “Apa saya salah tempat?”
Padahal, Anda berhak ada di sana.
Mengapa Networking Konvensional Tidak Selalu Cocok?
Bagi sebagian orang, networking terasa seperti rintangan yang harus dilewati. Anda dituntut berpindah dari satu percakapan ke percakapan lain, menjaga kontak mata, mengingat nama orang yang baru saja dikenalkan, sambil tetap terlihat antusias.
Belum lagi sentuhan fisik seperti jabat tangan, tepukan di bahu, bahkan pelukan spontan. Bagi sebagian orang itu wajar, bagi yang lain bisa jadi tidak nyaman.
Akhirnya banyak yang memilih untuk “bertopeng”: mengatur nada bicara, meniru ekspresi, mempersiapkan kalimat demi kalimat, lalu merasa kelelahan sendiri.
Baca Juga: Komunikasi yang Baik atau Buruk?
Sebenarnya, Networking Itu Apa?
Kalau kita kupas dari segala kesan formal dan tekanan sosialnya, networking hanyalah proses membangun hubungan yang bermanfaat. Dari sinilah orang menemukan rekan kerja, mendapatkan peluang, belajar hal baru, atau saling mendukung.
Networking tidak selalu berarti promosi diri atau menyebar kartu nama sebanyak-banyaknya. Intinya adalah saling mengenal dengan cara yang menciptakan peluang bersama.
Pertanyaan sederhana seperti, “Lagi fokus di proyek apa sekarang?” bisa jauh lebih berarti daripada perkenalan yang terkesan dipaksakan.
Pengalaman profesional terbaik yang pernah saya dapatkan justru lahir dari percakapan yang jujur dan penuh rasa ingin tahu, bukan dari presentasi singkat yang disiapkan dengan sempurna.
Bisa Tidak, Networking yang Lebih Manusiawi?
Bayangkan sebuah acara networking yang menyediakan area tenang, tanda nama dengan pilihan interaksi yang jelas, atau memberi kesempatan untuk berkenalan lewat catatan suara atau berbagi referensi bacaan.
Networking tidak harus tentang siapa yang paling menonjol di awal. Yang lebih penting adalah siapa yang hadir dengan ketulusan, mendengar dengan sungguh-sungguh, dan membangun koneksi yang sehat.
Rasa Ingin Tahu Adalah Awal Koneksi
Saya belajar bahwa koneksi yang baik sering muncul ketika saya berhenti berusaha terlihat sempurna, lalu mulai mendengarkan dengan benar. Saya bertanya, memperhatikan hal yang membuat orang lain bersemangat, dan mencoba memahami tanpa buru-buru memberi tanggapan.
Kadang, satu percakapan mendalam dengan satu orang jauh lebih berharga daripada sepuluh perkenalan singkat. Kadang, satu pesan sederhana di LinkedIn lebih bermakna daripada kartu nama yang dibagikan ke banyak orang.
Temukan Cara yang Sesuai dengan Diri Anda
Jika Anda seorang profesional neurodivergen, mungkin cara Anda membangun relasi berbeda dengan kebanyakan orang. Misalnya:
- lebih nyaman menulis daripada bicara langsung
- mengirim email tindak lanjut daripada basa-basi spontan
- membangun kerja sama lewat proyek bersama, bukan obrolan ringan
- atau fokus pada topik yang benar-benar Anda sukai
Semua itu tetap bisa disebut networking.
Baca Juga: Anda Ingin Menjadi Sebaik Apa?
Tips Agar Networking Lebih Nyaman
Bila Anda harus hadir di sebuah acara networking, coba langkah-langkah ini:
Sebelum acara:
- Tetapkan satu tujuan sederhana, misalnya “Berkenalan dengan satu orang yang relevan.”
- Siapkan kalimat penutup sopan untuk mengakhiri obrolan.
- Pastikan kebutuhan dasar Anda: makan, istirahat, atau bawa benda kecil yang membantu Anda tenang.
- Pasang pengingat di ponsel agar tidak lupa waktu.
Saat acara:
- Ambil jeda bila perlu. Menyepi sebentar bukan berarti gagal.
- Cari satu-dua orang yang terlihat terbuka untuk diajak bicara santai.
- Bersikap jujur. Katakan saja, “Saya kurang terbiasa dengan acara seperti ini, tapi saya tertarik dengan yang tadi Anda sampaikan.”
Setelah acara:
- Lanjutkan komunikasi dengan cara yang Anda nyaman, seperti pesan singkat di LinkedIn.
- Catat siapa saja yang memberi kesan positif.
- Jika ada pengalaman yang kurang menyenangkan, terima saja. Terkadang keberhasilan hanyalah berhasil melewati acara itu dengan baik.
Networking Tidak Harus Sama untuk Semua
Ada yang membagikan puluhan kartu nama. Ada yang hanya memulai satu percakapan yang berarti dan justru membuka jalan bagi mentor, proyek, atau sahabat baru. Keduanya sama-sama berharga.
Anda tidak perlu mengubah jati diri untuk diterima. Anda tidak harus mengikuti cara networking orang lain yang tidak sesuai dengan diri Anda. Yang terpenting adalah membangun koneksi dengan cara yang menghargai siapa Anda.
Mulailah dari yang sederhana. Tunjukkan ketertarikan yang tulus. Percayalah, cara Anda sudah cukup. Dan bisa jadi, itulah yang membuat orang lain justru merasa lebih nyaman juga.
Kepemimpinan
Tags: Jadilah Seorang Pemimpin, Kepemimpinan Tanpa Batas, Sifat Positif, Pertumbuhan
Lara Dollens adalah Direktur Inovasi Kepemimpinan Generasi Berikutnya di Blanchard. Dalam peran ini, Lara memimpin pembuatan dan pengembangan berkelanjutan solusi pengembangan kepemimpinan modern, khususnya yang ditujukan bagi para calon pemimpin. Ia membekali dan memberdayakan mereka dengan kompetensi, wawasan, dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk berhasil menghadapi kompleksitas dunia global saat ini.