Pelajaran dari Coach untuk Wawancara Kerja yang Lebih Tepat Sasaran

Aug 12, 2025 3 Min Read
wawancara kerja
Sumber:

Pexels

Sebagai orang yang sudah bertahun-tahun merekrut dan juga bersertifikat sebagai pelatih (coach), saya tahu betul ' betapa mudahnya terkecoh oleh kandidat yang tampil sangat rapi dan siap saat wawancara. Sekarang, calon karyawan punya banyak sumber belajar — dari media sosial, YouTube, artikel LinkedIn, sampai blog “10 Pertanyaan Wawancara Paling Populer”. Banyak juga yang menyewa pelatih khusus untuk mempersiapkan diri.

Kalau begitu, kenapa manajer perekrutan tidak ikut mengajak pelatih juga?

Tujuan wawancara bukan cuma terkesan dengan jawaban yang manis, tapi memastikan orang ini benar-benar cocok dengan posisi, tim, dan budaya kerja. Pelatih punya keahlian untuk membantu Anda melihat hal itu.

Bukan berarti wawancara berubah jadi sesi coaching, tapi kita bisa memanfaatkan keahlian pelatih — seperti mendengar dengan saksama, bertanya dengan tepat, dan melihat secara objektif.

1. Pelatih Bisa Mendengar Lebih Dalam

Pewawancara biasanya fokus mencari bukti kualifikasi atau kecocokan. Tapi saat terlalu fokus ke “daftar poin” itu, kita bisa melewatkan sinyal penting.

Pelatih mendengar bukan hanya kata-katanya, tapi juga nada suara, pola cerita, kontradiksi, nilai-nilai, bahkan hal-hal yang tidak diucapkan. Dari sini, bisa terlihat motivasi, keraguan, atau ketidaksesuaian yang tidak langsung kelihatan.

2. Pelatih Tahu Cara Bertanya yang Tepat

Pertanyaan standar seperti “Ceritakan pengalaman…” tetap penting, tapi tindak lanjutnya yang sering menentukan.

Pelatih bisa bertanya:

  • “Kekuatan apa yang Anda andalkan waktu itu?”
  • “Bagian mana yang membuat Anda kesulitan?”
  • “Siapa yang Anda minta bantuan, dan kenapa?”
  • “Kalau mengulang, apa yang akan Anda lakukan berbeda?”

Pertanyaan seperti ini menunjukkan cara berpikir, cara belajar, dan cara menghadapi tantangan — informasi yang sangat berguna untuk memutuskan perekrutan.

Contoh: seorang kandidat bilang dia kurang suka Excel (meski mengerti manfaatnya). Kedengarannya aman, tapi tidak memberi banyak informasi. Cara yang lebih efektif adalah memberi tiga tugas nyata dan minta dia mengurutkan dari yang paling disukai sampai yang paling tidak disukai, lalu gali alasan di balik yang paling tidak disukai.

Baca Juga: 8 Cara Menunjukkan Skill Kepemimpinan Saat Wawancara Kerja

3. Pelatih Membawa Sudut Pandang Netral

Proses perekrutan bisa melelahkan. Setelah banyak wawancara, sering kali kita mulai mengandalkan “feeling” atau kesan pertama.

Pelatih membantu menjaga objektivitas. Mereka fokus memahami kandidat tanpa bias pribadi atau tekanan waktu. Ini sangat berguna saat keputusan sulit atau ada perbedaan pendapat di tim.


Tidak Ada Pelatih? Gunakan Pendekatan ala Pelatih

Kalau belum bisa mengajak pelatih, Anda tetap bisa meniru cara mereka:

  • Jangan kaku dengan daftar pertanyaan. Ikuti alur percakapan.
  • Percaya insting. Kalau jawaban terdengar terlalu mulus, gali lebih dalam.
  • Perhatikan yang tidak diucapkan. Nada, energi, atau perubahan ekspresi bisa memberi petunjuk penting.

Bonus: Jelaskan Pekerjaan dengan Jelas

Kandidat berhak tahu fakta sebenarnya:

  • Apa saja yang akan dikerjakan setiap hari
  • Tantangan utama dalam pekerjaan
  • Situasi tim dan lingkungan kerja
  • Peluang berkembang di perusahaan

Kejelasan ini membantu kandidat membuat keputusan yang tepat, dan biasanya mereka akan lebih termotivasi saat mulai bekerja.

 

Kesimpulan

Dua kunci wawancara yang efektif: mendengar dengan baik dan bertanya dengan tepat. Inilah keahlian utama seorang pelatih.

Melibatkan pelatih bukan untuk mengubah proses, tapi untuk membuatnya lebih tajam: pertanyaan yang lebih cerdas, pendengaran yang lebih teliti, dan rasa ingin tahu yang lebih besar. Dengan begitu, Anda bisa menemukan kandidat yang benar-benar tepat — bukan hanya yang paling siap.


Step into the room where Asia’s future leaders connect. Register for ELC 2025 today.

Share artikel ini

Alt

Lindsay Ray adalah Coaching Solutions Architect, pelatih kepemimpinan, fasilitator MBA, dan penggiat Learning & Development. Sebagai pelatih dan pemimpin senior berpengalaman, ia memadukan keterampilan coaching yang kuat dengan pengalaman operasional nyata untuk menciptakan dampak yang bermakna dan berkelanjutan bagi kliennya.


 

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Dua Wanita yang Sedang Menggunakan Teknik Elevator Pitch untuk Memikat Audiens

Elevator Pitch: Teknik Presentasi Untuk Memikat Audiens

Dalam menarik perhatian audiens, dibutuhkan teknik presentasi yang menarik dan bisa mempersuasi. Teknik Elevator Pitch sangat sesuai untuk menjelaskan tugas kuliah dan proyek pekerjaan, berikut penjelasan lengkapnya.

Mar 21, 2022 2 Min Read

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest