Rahasia Produktivitas: Berhenti Bandingkan Gaji, Mulai Hargai Proses

cottonbro studio, Pexels
Pembicaraan tentang gaji di lingkungan kerja memang sering terjadi, tetapi tidak selalu membawa dampak yang positif. Baru-baru ini, saya melihat beberapa karyawan baru dan staf yang baru mendapat promosi. Setelah sebelumnya sangat senang dengan kenaikan gaji mereka, tiba-tiba mereka mulai kehilangan fokus dan motivasi.
Ternyata, penyebabnya adalah kebiasaan mereka membicarakan gaji dengan rekan kerja. Jadi, izinkan saya menjelaskan mengapa membandingkan gaji dapat memberikan dampak negatif dan mengapa rasa syukur sangat penting.
Biasanya, ketika karyawan baru bergabung dari luar perusahaan atau mendapatkan promosi, ada semangat baru karena kenaikan gaji. Kenaikan itu sering kali sekitar 20 persen, yang membuat mereka sangat termotivasi untuk menjalankan peran baru.
Namun seiring waktu, sebagian dari mereka mulai terlibat dalam percakapan tentang gaji dengan teman di kantor. Karyawan yang lebih senior biasanya memiliki gaji lebih tinggi, dan beberapa sudah mencapai batas atas rentang gaji mereka. Jadi wajar jika mereka dibayar lebih besar. Tetapi bagi karyawan baru atau yang masih kurang berpengalaman, mendengar angka itu bisa membuat mereka merasa down dan berpikir, “Kenapa gaji saya hanya segini, padahal pekerjaan saya sama atau bahkan kinerja saya lebih baik?”
Inilah bagian yang krusial. Ketika mereka mulai membandingkan gaji, bonus, dan peran dengan orang lain, ada risiko mereka kehilangan fokus dan lupa dengan pencapaian mereka sendiri. Perasaan ini dapat mengganggu produktivitas dan membuat mereka kurang bersyukur. Sesuatu yang seharusnya membuat mereka merasa bahagia justru berubah menjadi rasa kurang puas, dan hal ini bisa menghambat perkembangan mereka di tempat kerja.
Perusahaan yang memiliki budaya berkinerja tinggi biasanya menerapkan sistem merit increase. Dalam sistem ini, kinerja karyawan sangat memengaruhi kenaikan gaji. Pada dasarnya, karyawan yang berada di bagian bawah rentang gaji tetapi memiliki kinerja baik akan mendapatkan kenaikan gaji paling besar.
Pendekatan ini mendorong karyawan untuk fokus pada pengembangan diri mereka, bukan membandingkan diri dengan orang lain. Dengan begitu, perusahaan menciptakan lingkungan yang menghargai karyawan berkinerja tinggi dan mendorong semua orang untuk terus berkembang dan memberikan hasil terbaik.
Baca Juga: Growth Mindset: Kunci Bertumbuh di Dunia Kerja dan Bisnis
Jika ada karyawan yang belum memahami soal struktur gaji dan kenaikan, HR memiliki peran penting untuk membantu menjelaskan. Diskusi terbuka tentang sistem merit dan rentang gaji dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana mereka bisa memperoleh kenaikan signifikan melalui kinerja yang baik. Dengan cara ini, karyawan dapat lebih fokus pada proses, bukan hanya hasil akhir, dan tetap termotivasi untuk meningkatkan performa.
Dalam dunia kerja, membandingkan gaji memang sering terjadi, tetapi rasa syukur yang kita miliki dapat menjadi faktor yang benar-benar mengubah keadaan. Fokus pada perkembangan diri sendiri daripada gaji orang lain dapat membuat kita lebih tenang dan nyaman dalam bekerja. Perjalanan karier setiap orang itu unik, dan membandingkan diri dengan mereka yang sudah lebih dulu maju justru bisa membuat kita tertinggal.
Bersabarlah dengan proses yang sedang kita jalani dan ingat bahwa setiap langkah kecil adalah pencapaian yang patut dihargai.
Refleksi Pribadi: Mengapa Rasa Syukur Adalah Fondasi Karier yang Sehat
Jika saya boleh menambahkan pandangan pribadi, ada satu hal yang sering saya lihat berulang kali di dunia kerja. Banyak orang sebenarnya tidak bermasalah dengan gajinya. Yang membuat mereka tidak puas adalah perbandingan yang mereka lakukan sendiri. Ketika kita terlalu fokus pada apa yang orang lain punya, kita kehilangan kemampuan untuk melihat nilai dari proses dan pencapaian kita sendiri.
Rasa syukur bukan berarti pasrah atau tidak ingin berkembang. Justru sebaliknya, rasa syukur memberi kita ruang mental untuk berpikir jernih, menetapkan tujuan dengan lebih realistis, dan mengarahkan energi ke hal yang benar-benar bisa kita kontrol. Gratitude membantu kita membangun ketahanan mental yang penting untuk menghadapi dinamika kerja yang kadang tidak bisa diprediksi.
Saya juga percaya bahwa karier yang bertumbuh selalu dimulai dari fokus pada diri sendiri. Fokus pada peningkatan kinerja, memperluas keterampilan, dan memperbaiki cara kita berkomunikasi atau bekerja sama. Ketika dasar ini kuat, penghargaan, kesempatan, dan kenaikan gaji biasanya mengikuti secara natural.
Perbandingan yang sehat adalah membandingkan diri kita hari ini dengan diri kita enam bulan lalu, bukan dengan seseorang yang sudah berada lima tahun di depan. Setiap perjalanan itu berbeda. Setiap orang punya konteks, pengalaman, dan tantangannya masing-masing.
Baca Juga: Tetap di Zona Nyaman atau Mencari Tantangan? Pertimbangan Karier Anda
Pada akhirnya, rasa syukur adalah anchor yang membuat kita tetap stabil. Ia menjaga kita agar tidak mudah terombang-ambing oleh angka gaji orang lain, sambil tetap memberi ruang bagi ambisi untuk berkembang tanpa mengorbankan kesehatan mental. Dengan cara ini, kita bisa menjalani karier dengan lebih tenang, lebih fokus, dan lebih berkelanjutan.
Kepribadian




