Growth Mindset: Kunci Bertumbuh di Dunia Kerja dan Bisnis

Pixabay, Pexels
Pernahkah kamu merasa stagnan di pekerjaan, meskipun orang lain memuji bahwa kamu “berbakat”? Atau merasa ragu memulai bisnis karena takut gagal? Mungkin yang menghambat bukan kemampuanmu, melainkan cara pandangmu terhadap kemampuan itu sendiri. Inilah inti dari growth mindset, sebuah gagasan sederhana namun sangat kuat. Prinsip dasarnya, kemampuan seseorang dapat berkembang melalui usaha yang konsisten, strategi yang tepat, dan dukungan dari orang lain. Sebaliknya, jika kamu meyakini kemampuan itu bersifat tetap (fixed mindset), kamu cenderung menghindari tantangan dan cepat menyerah ketika menemui hambatan. Namun, bila kamu percaya bahwa kemampuan dapat berkembang (growth mindset), kamu justru akan mencari peluang belajar, bangkit setelah gagal, dan terus memperbaiki diri dari waktu ke waktu.
Dalam dunia kerja dan bisnis yang kini sangat kompetitif dan terus berubah, cara berpikir seperti ini menjadi pembeda yang nyata. Mindset bukan sekadar soal berpikir positif, melainkan tentang bagaimana otak menafsirkan kegagalan, kerja keras, dan kritik. Orang dengan growth mindset tidak melihat kesalahan sebagai akhir, melainkan sebagai bagian dari proses menuju kemajuan.
Apa Itu Growth Mindset?
Carol Dweck, seorang psikolog terkemuka, memperkenalkan dua pola pikir utama, yaitu fixed mindset (meyakini kemampuan bersifat statis) dan growth mindset (meyakini kemampuan dapat dikembangkan). Individu dengan growth mindset memandang tantangan sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai bukti kelemahan. Mereka berfokus pada proses usaha, strategi, serta umpan balik (feedback), bukan hanya pada hasil akhir. Konsep ini telah diteliti secara luas dan menjadi dasar banyak program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan kepemimpinan. Lebih dari sekadar teori, growth mindset telah terbukti membantu seseorang bertahan di tengah perubahan cepat dan tuntutan kerja yang tinggi.
Baca Juga: Peran Manajer Tangguh dalam Mendorong Pertumbuhan
Bukti Ilmiah
Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh mindset terhadap hasil belajar dan performa memang nyata, meskipun konteks penerapannya berperan besar. Beberapa meta-analisis besar menemukan bahwa hubungan antara mindset dan capaian akademik tidak selalu besar, namun konsisten menunjukkan arah yang positif. Efeknya mungkin tidak langsung mengubah hasil, tetapi memperkuat faktor lain seperti motivasi, ketekunan, dan keinginan untuk memperbaiki diri. Penelitian eksperimental dan studi lapangan terbaru juga menegaskan bahwa intervensi mindset yang dirancang dengan matang dapat memberikan dampak signifikan, terutama bila diterapkan pada kelompok yang menghadapi tantangan besar atau dikombinasikan dengan praktik lain seperti coaching, strategi belajar, dan dukungan struktural. Jadi, growth mindset bukanlah formula ajaib yang bekerja instan, tetapi alat psikologis yang, bila digunakan dengan tepat, mampu meningkatkan peluang seseorang untuk berhasil dan beradaptasi dalam jangka panjang.
Mengapa Ini Penting untuk Pekerjaan dan Bisnis?

Artem Podrez, Pexels
Bayangkan dua karyawan: A selalu mendapat pujian karena kecerdasannya. Namun ketika menghadapi tugas sulit, ia menjadi ragu mencoba karena takut terlihat gagal. Sementara itu, B pernah gagal beberapa kali, tetapi ia mau mengevaluasi kesalahannya, meminta saran, dan mencoba strategi baru. Dalam dunia profesional, siapa yang lebih mungkin berkembang? Jawabannya jelas. Kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh IQ atau pengalaman, tetapi oleh kemampuan seseorang untuk terus belajar dan beradaptasi saat pasar, target, atau teknologi berubah.
Beberapa alasan mengapa growth mindset sangat penting di dunia kerja dan bisnis:
1. Adaptasi terhadap perubahan
Organisasi yang sukses membutuhkan individu yang mau belajar cepat, berinovasi, dan berani mencoba pendekatan baru. Tanpa growth mindset, inovasi akan terhambat oleh rasa takut gagal dan keengganan untuk mengambil risiko.
2. Resiliensi saat gagal
Pemimpin, manajer, dan pengusaha dengan growth mindset cenderung bangkit lebih cepat setelah kegagalan, mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut, dan menyesuaikan strategi dengan lebih efektif.
3. Kolaborasi dan pembelajaran tim
Growth mindset mendorong budaya saling belajar dan keterbukaan. Orang menjadi lebih berani memberi feedback konstruktif dan berbagi pengetahuan, sehingga tim tumbuh bersama alih-alih bersaing satu sama lain.
Cara Menanamkan Growth Mindset di Tim
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan seorang pemimpin untuk menanamkan growth mindset di dalam tim, antara lain:
- Tunjukkan teladan nyata. Pemimpin yang terbuka terhadap kritik dan tidak malu menunjukkan proses belajarnya akan menjadi inspirasi bagi tim.
- Berikan feedback yang membangun. Fokuslah pada strategi, proses, dan langkah perbaikan, bukan pada label atau penilaian pribadi.
- Hargai proses dan eksperimen, bukan hanya hasil akhir yang sukses.
- Sediakan pelatihan dan mentoring yang relevan agar tim punya ruang untuk tumbuh.
- Ceritakan kegagalan yang pernah dialami dan bagaimana hal itu diubah menjadi pelajaran. Ini akan menormalisasi proses belajar dan mengurangi rasa takut gagal.
Baca Juga: Saat Terjatuh: Menemukan Harapan di Tengah Kegagalan
Dunia kerja tidak akan berhenti berubah. Teknologi, struktur organisasi, dan model bisnis terus bergeser dengan cepat. Growth mindset bukan sekadar gaya berpikir positif, melainkan strategi adaptasi psikologis yang memungkinkan seseorang bertumbuh di tengah ketidakpastian. Kuncinya bukan menjadi “hebat secara instan”, tetapi menjadi pribadi yang lebih tangguh, lebih cepat belajar, dan lebih berani mengambil keputusan yang berbasis pada pembelajaran dan data. Dalam jangka panjang, pola pikir ini akan menjadi fondasi bagi keberhasilan yang berkelanjutan.
Kepemimpinan
Tags: Jadilah Seorang Pemimpin, Kepemimpinan Tanpa Batas, Pertumbuhan, Sifat Positif
Virky adalah seorang Digital Marketer berpengalaman dengan rekam jejak yang terbukti dalam industri pemasaran dan periklanan. Memiliki keahlian dalam perencanaan bisnis, penulisan konten web, strategi pemasaran email, pengembangan situs web berbasis WordPress dan Joomla, serta pemasaran konten.





