Mengapa Personal Branding Penting bagi Karyawan Kantoran

Sora Shimazaki, Pexels
Sebelumnya, saya selalu melihat adanya kecenderungan bahwa karyawan diposisikan sebagai bagian dari sebuah institusi besar. Frasa tersebut secara tidak langsung membangun visual bahwa karyawan hanyalah roda kecil dalam sebuah mesin yang bergerak menuju satu tujuan tertentu. Sebuah roda kecil yang mudah diganti ketika dianggap tidak lagi berfungsi. Bukan entitas yang cukup strategis atau memiliki nilai yang unik dan tidak tergantikan. Dalam banyak kasus, karyawan sendiri yang memilih berada dalam posisi seperti itu, baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Sebagian besar karyawan merasa tidak perlu memiliki identitas yang membedakan mereka dari rekan kerja lainnya. Mereka tenggelam dalam rutinitas yang menyita perhatian sehingga tidak menyadari pentingnya membangun sebuah spotlight. Sebuah sorotan yang membuat perusahaan dapat melihat kontribusi mereka di antara ribuan karyawan lainnya.
Tiga Jalur untuk Mendapatkan Perhatian Perusahaan
Pada dasarnya, karyawan dapat memperoleh perhatian perusahaan melalui tiga cara berikut.
- Bekerja dengan sangat baik dan memberikan hasil yang begitu luar biasa sehingga kontribusinya sulit untuk diabaikan.
- Menjadi sangat bermasalah hingga seluruh anggota perusahaan mengenali rekam jejak negatifnya.
- Menjadi individu yang berbeda, baik dari sisi karakter maupun dari kompetensi yang dikuasai.
Baca Juga: Taylor Swift dan Personal Branding: Belajar dari Eras Tour
Berikut adalah beberapa langkah untuk membangun personal branding yang efektif bagi karyawan kantoran.
1. Memahami Minat Pribadi
Langkah ini tidak dapat dilakukan dengan berpura-pura. Apabila Anda berpura-pura menyukai suatu bidang, maka proses pengembangan diri akan menjadi melelahkan dan tidak berkelanjutan. Mulailah mencari tahu bidang apa yang benar-benar Anda nikmati dan ingin Anda dalami ke depannya.
2. Mengombinasikan Minat dengan Kebutuhan Pasar
Misalnya, Anda memiliki ketertarikan pada kegiatan pemasaran. Anda tetap akan bersaing dengan banyak marketer lainnya. Hal tersebut tidak otomatis menjadikan Anda berbeda. Sebaiknya kombinasikan minat Anda dengan kebutuhan pasar. Jika industri kesehatan sedang menjadi tren, Anda bisa mempertimbangkan untuk berfokus menjadi marketer yang menguasai sektor kesehatan.
3. Menjadi Ahli pada Ruang Ilmu yang Tidak Harus Besar
Untuk dikenal karena suatu keahlian, Anda perlu memahami bidang tersebut dengan serius. Anda tetap harus menginvestasikan waktu dan fokus untuk mendalaminya. Namun, keahlian tersebut tidak harus mencakup cakupan yang sangat luas. Temukan ceruk kecil dalam bidang yang Anda minati. Kuasai ceruk tersebut sampai Anda benar-benar memahami bahkan menjadi yang terbaik dalam lingkup itu. Mulailah dari sebagian kecil terlebih dahulu sehingga Anda merasa lebih percaya diri terhadap keahlian tersebut.
4. Membangun Reputasi secara Internal dan Eksternal
Menangkan kepercayaan orang-orang di perusahaan Anda terlebih dahulu. Buktikan bahwa Anda memiliki kemampuan dan memberikan kontribusi nyata. Berikan dampak. Pelajari cara memberikan eksposur terhadap pekerjaan Anda dengan cara yang elegan agar rekan kerja mengetahui apa yang Anda lakukan. Setelah berhasil membuktikan diri secara internal, bawalah reputasi tersebut keluar. Anda dapat memperluasnya melalui komunitas profesi atau rekan kerja dari luar perusahaan.
5. Membangun Personal Branding melalui Kanal Digital
Kita beruntung hidup di era ketika setiap individu dapat menjadi media bagi dirinya sendiri. Buatlah satu username yang konsisten digunakan di seluruh kanal digital. Gunakan potret profesional sebagai identitas visual. Hadirkan diri di berbagai platform digital seperti Instagram, Twitter, YouTube, Facebook, TikTok dan platform lainnya. Temukan kanal yang paling nyaman dan paling sesuai untuk diterima oleh audiens. Mulailah membuat konten secara konsisten. Jangan memprioritaskan eksposur atau pendapatan. Jadikan konten tersebut sebagai kontribusi Anda bagi masyarakat melalui pengetahuan yang Anda bagikan. Jangan ragu untuk berdiskusi dan menyampaikan opini kepada orang-orang yang tertarik dengan topik Anda.
Baca Juga: The High School Catfish: Belajar Mengenal Diri Lewat Luka Digital
Menikmati Proses Jangka Panjang
Pembangunan personal branding bukan proses yang memberikan hasil dalam satu atau dua minggu. Nikmati perjalanannya. Semakin rapi Anda membangun reputasi, semakin nyata pula hasil yang akan Anda peroleh. Percayalah bahwa langkah ini akan sangat membantu perkembangan karier Anda di masa mendatang.
Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Mohamad Ario Adimas.
Kepribadian
Ario merupakan Head of Product Marketing di GoPay.





