Tips Mengatasi Penundaan (Procrastination) Sesuai Penyebabnya

Dec 04, 2023 3 Min Read
kebiasaan menunda-nunda
Sumber:

Brett Jordan dari Pexels.com

Pengertian Procrastination

Apa yang dimaksud dengan "procrastination"? Procrastination merupakan kebiasaan menunda dan mengulur waktu untuk mengerjakan sesuatu. Daripada langsung bekerja, orang tersebut malah beralih pada hal-hal yang tidak penting seperti menonton televisi, nongkrong di coffee shop, hang out dengan teman, ngobrol di handphone, overthinking, dan lainnya. 

Akibatnya, pekerjaan tersebut dikerjakan saat last minute dengan terburu-buru hingga menyebabkan perasaan tertekan dan stres. Bagaimana cara mengatasi kebiasaan procrastination ini? Berikut 3 alasan utama mengapa procastination terjadi dan bagaimana cara menghilangkannya.

3 Penyebab Utama Proscrastination

Sebagai professional coach, tugas saya adalah meminta klien melakukan hal-hal yang telah disepakati. Pada sesi coaching, saya berbicara dengan para profesional yang memiliki aspirasi untuk meningkatkan kinerja mereka dan kami bekerja sama dalam mencapai hal tersebut. Di akhir setiap sesi, kami sepakat dengan daftar langkah-langkah tindakan yang dapat dilakukan untuk membuat perubahan nyata dan terukur selama beberapa minggu ke depan. Ada yang berhasil mengerjakan daftar komitmen namun sebagian besar datang dengan alasan masih belum mengerjakannya. 

Ada beberapa akar penyebab perilaku yang membuat mereka menunda melakukan tugas-tugasnya. Berikut adalah dasar penundaan yang perlu Anda pahami. Karena semakin Anda tahu mengapa Anda menunda-nunda, semakin siap Anda untuk mengubah cara berpikir Anda seputar perilaku itu.

Baca juga: Bekerja Lebih Efektif dengan Teknik Timeboxing

1. Rasa takut 

Ketakutan adalah salah satu pendorong penundaan yang paling kuat. Mungkin Anda harus membuat keputusan besar, dan memiliki banyak potensi kerugian atau keuntungan dari keputusan itu. Mungkin Anda harus melakukan percakapan serius dengan salah seorang di sekitar Anda, dan Anda takut akan hasilnya. Mungkin beban tugas tersebut terasa terlalu besar. Atau, Anda tidak memiliki banyak pengalaman melakukan tugas itu dan Anda takut membuat kesalahan atau membiarkan orang lain tahu bahwa Anda bukan ahli di bidang itu.

Apa pun yang Anda takuti, salah satu cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menghadapinya secara langsung. Biarkan diri Anda mengakui ketakutan itu. Pikirkan tentang skenario terburuk, dan luangkan waktu Anda sejenak untuk melihat seperti apa risiko-risiko yang ada di kepala Anda. Jika Anda gagal dalam tugas itu, apa yang harus Anda pelajari darinya? Begitu Anda mulai berpikir tentang rasa takut secara berbeda, maka itu menjadi kesempatan belajar dan Anda tidak lagi menghindar darinya. 

Selain itu, lihat dari perspektif positif bila Anda menyelesaikan pekerjaan tersebut. Pikirkan hadiah, apresiasi atau kepuasan yang Anda peroleh dari pekerjaan tersebut. Pikirkan dampak positif dari hasil pekerjaan Anda terhadap orang lain yang menikmati manfaatnya.

Baca juga: Self-Sabotage: Pengertian, Contoh, dan Cara Mengatasinya

2. Kebiasaan lama 

Penyebab lain untuk penundaan adalah kebiasaan lama. Mungkin Anda terbiasa menunda hingga menit terakhir. Mungkin Anda tahu bahwa untuk tumbuh dan berkembang, Anda harus mengubah cara Anda melakukan hal-hal tertentu di perusahaan Anda, dan Anda tidak ingin membuat perubahan itu. Mengubah proses penjualan yang telah Anda lakukan selama beberapa tahun, misalnya, dapat membuat perbedaan besar dalam pertumbuhan dan lintasan perusahaan Anda. Tetapi untuk melakukan tugas itu, Anda harus mencoba hal-hal baru, mengakui bahwa apa yang telah Anda lakukan tidak berhasil dan itu bisa sulit bagi pemimpin mana pun.

Jadi, lain kali Anda menemukan diri Anda menunda sesuatu, luangkan waktu sejenak untuk fokus pada gambaran yang lebih besar: Mengapa Anda ingin melakukan tugas itu sejak awal? Nilai apa yang akan dibawanya ke perusahaan dan tim Anda? Mengambil momen ini akan memungkinkan Anda untuk melewati fase penundaan dan memungkinkan Anda untuk tumbuh.

Baca juga: 18 Tanda Overthinking, Apakah Kamu Mengalaminya?

3. Perfeksionis

Alasan ketiga Anda mungkin menunda-nunda berkaitan dengan perfeksionisme. Anda ingin melakukannya dengan benar dan tertata. Jika semuanya tidak sempurna, Anda tidak mau berisiko gagal. 

Anda lebih suka menundanya tanpa batas waktu daripada berurusan dengan fakta bahwa itu mungkin tidak sempurna. Situasi seperti ini ini disebut dengan overthinking. Overthinking adalah perilaku perfeksionisme. Ketakutan akan gagal atau pemikiran bahwa semuanya salah tidak berhasil dengan sempurna. 

Overthinking adalah tanda bahwa Anda mungkin memberi terlalu banyak tekanan pada diri sendiri untuk mendapatkan sesuatu yang benar di masa depan.

Tapi, pesaing Anda tidak menunggu. Mereka tidak menunggu saat yang tepat. Mereka memahami bahwa kemajuan akan selalu mengalahkan kesempurnaan. Berpikir terlalu lama akan melumpuhkan gerakan Anda. Pada dasarnya, kemajuan terjadi karena mengalami banyak kesalahan dan kekalahan. Dan untuk tumbuh dan berkembang, Anda harus terjun dan mulai melakukannya.

Mengatasi akar penyebab penundaan akan sangat membantu Anda mengatasi kebiasaan buruk Anda. Seiring waktu, Anda akan mulai mengenali ketika Anda takut, terjebak di jalan Anda, atau berjuang dengan kesempurnaan. Semoga dengan mengenali penyebab penundaan ini Anda akan segera dapat mengatasinya. 

Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Marulam Sitohang.

Share artikel ini

Kepribadian

Tags: Konsultasi

Alt

Marulam merupakan Founder dari TalentGrit, sebuah perusahaan yang bergerak dalam jasa konsultasi di bidang manajemen sumber daya manusia. Sebelum mendirikan TalentGrit, ia telah berkarier di PT Sepatu Bata Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, GlaxoSmithKline, UOB, HSBC, Bo Le Associates, hingga menjabat sebagai Direktur PSDM di PT Bukaka Teknik Utama Tbk.

 

Mungkin Anda Juga Menyukai

Wah, Ternyata Ini Pelajaran yang Bisa Kita Petik dari Bunga!

Wah, Ternyata Ini Hikmah yang Bisa Kita Petik dari Bunga!

Tahukah Anda bahwa kita bisa memetik pelajaran hidup dari hal sesederhana bunga?

Jan 14, 2022 2 Min Read

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest