Jika Bermimpi Besar Bisa Mengubah Hidup, Mengapa Tidak?

Oct 07, 2025 4 Min Read
Tangan Terulur ke Arah Pemandangan Gunung
Sumber:

Thanh Luu, Pexels

Pernahkah seseorang menyebut kamu sebagai “pemimpi”? Jika iya, apakah kamu merasa itu sebuah pujian atau justru kritikan? Bagi saya, bermimpi adalah hal yang baik. Setiap orang seharusnya berani bermimpi tentang siapa dirinya di masa depan atau apa yang ingin dicapai. Sejak kecil, ibu saya selalu mengatakan bahwa ketika kita mengirimkan energi melalui mimpi, sering kali ada orang yang muncul dalam hidup kita untuk membantu mewujudkannya. Itulah yang benar-benar terjadi pada kisah lahirnya The One Minute Manager®.

Pada November 1980, saya dan istri saya, Margie, baru memulai perjalanan bisnis pelatihan kepemimpinan dan konsultasi. Saat itu kami diundang ke sebuah acara resepsi untuk para penulis lokal karena saya ikut menulis buku kuliah berjudul Management of Organizational Behavior. Di waktu yang sama, saya sedang memikirkan ide untuk menulis sebuah buku baru khusus bagi para manajer yang berisi beberapa konsep kepemimpinan saya.

Baca Juga: Peran Manajer Tangguh dalam Mendorong Pertumbuhan

Di acara itu, Spencer Johnson juga hadir. Ia bersama istrinya, Ann Donegan, sudah dikenal karena menulis seri buku anak-anak berjudul Value Tales.

Margie Sang Pendorong Semangat

Margie yang pertama kali berbincang dengan Spencer. Saat itu Spencer sedang mengerjakan buku tentang pola asuh anak bersama seorang psikolog lokal. Judul sementaranya adalah The One Minute Scolding. Margie kemudian memperkenalkan Spencer kepada saya dan berkata sesuatu yang akhirnya mengubah jalan hidup kami. Ia berkata, “Kalian berdua sebaiknya menulis buku anak-anak untuk manajer. Mereka biasanya tidak mau membaca jenis buku lain.”

Saya langsung merasa cocok dengan Spencer. Saya mengundangnya datang ke seminar yang akan saya bawakan minggu berikutnya. Spencer duduk di belakang ruangan, tertawa, dan tampak menikmati presentasi saya. Setelah acara selesai, ia menghampiri saya dan berkata, “Lupakan soal buku pola asuh. Mari kita menulis The One Minute Manager!”

Kami pun mulai menulis sebuah cerita singkat tentang seorang manajer yang tahu cara memberdayakan timnya dan selalu menghargai mereka ketika melakukan hal yang benar. Dalam beberapa minggu saja, kami sudah menyelesaikan naskah awal untuk dibagikan kepada teman-teman. Tanggapan mereka sungguh luar biasa. Mereka mengatakan buku itu berbeda dari semua buku bisnis yang pernah ada sebelumnya.

Sebelum bertemu dengan penerbit besar, kami memutuskan untuk mencetak sendiri buku tersebut. Hasilnya, 20.000 eksemplar The One Minute Manager berhasil terjual. Setelah itu, kami menandatangani kontrak dengan penerbit ternama di New York dan buku tersebut resmi dijadwalkan terbit pada September 1982.

Kebetulan atau Takdir?

Beberapa bulan sebelum buku diluncurkan, saya dan Spencer bertemu di La Jolla Cove untuk merayakan. Kami membawa lembar ulasan buku The New York Times dan sebotol sampanye. Hari itu kami menuliskan tujuan dan mimpi kami untuk buku tersebut. Kami bermimpi besar, yaitu bisa menjual 500.000 eksemplar, meskipun tidak ada buku bisnis yang pernah mencapai angka itu, serta masuk daftar bestseller The New York Times selama enam bulan. Pada sore yang cerah itu, kami bersulang dengan penuh semangat.

Keesokan paginya, saya terbang dengan kelas satu menuju Chicago untuk bertemu seorang klien. Saya menyapa pria yang duduk di sebelah saya dan bertanya, “Apa pekerjaan kamu?”
“Saya manajer penjualan regional di B. Dalton.”
“Kamu menjual buku?” Saya terkejut.
“Ya, kami punya 750 toko.”

Sepanjang penerbangan dari San Diego ke Chicago, kami berdua menyusun strategi agar buku saya dan Spencer bisa dipasarkan di B. Dalton serta Waldenbooks dan dipajang di seluruh toko mereka. 

Di tengah percakapan saya berkata, “Sepertinya kamu sebenarnya tidak dijadwalkan duduk di kursi ini, kan?”

Ia menjawab, “Bagaimana kamu tahu? Tiket saya salah cetak, lalu secara mendadak saya dipindahkan ke kelas satu.”

Saya pun tertawa dan berkata, “Kamu tidak punya pilihan. Energi dari mimpi kami yang membuatmu duduk di kursi ini!”

Ketika Mimpi Menjadi Kenyataan

Saya dan Spencer punya mimpi sederhana tentang sebuah buku kecil. Kami menulisnya bersama, menerbitkannya, lalu menetapkan tujuan, dan terus melangkah tanpa menoleh ke belakang. Kami tidak pernah membayangkan pertemuan kebetulan itu akan melahirkan buku yang terjual lebih dari 15 juta eksemplar dan diterjemahkan ke dalam 47 bahasa. Mimpi kami benar-benar terwujud lebih besar dari yang kami harapkan.

Baca Juga: Filosofi Carpe Diem: Punya Mimpi, Jangan Ditunda

Namun mimpi saya tidak berhenti pada The One Minute Manager. Dalam 40 tahun terakhir, saya telah menulis lebih dari 70 buku tentang kepemimpinan. Dengan program pelatihan inovatif dan fasilitator handal, perusahaan kami berhasil mengajarkan keterampilan kepemimpinan kepada jutaan pemimpin di seluruh dunia. Saat ini, mimpi terbesar saya adalah agar setiap orang yang memiliki peran kepemimpinan bisa menjadi sosok yang melayani lebih dulu, memimpin kemudian, menghargai orang-orangnya, dan memberi kontribusi positif untuk kebaikan bersama.

Saya tahu itu bukan hal yang mudah dan mungkin saya terdengar seperti seorang pemimpi. Namun mari kita perhatikan kutipan indah dari Harriet Tubman:

“Setiap mimpi besar dimulai dengan seorang pemimpi.
Ingatlah selalu, di dalam dirimu ada kekuatan, kesabaran, dan semangat
untuk meraih bintang dan mengubah dunia.”

Jadi, mengapa tidak bermimpi, dan bermimpi besar? Apa yang kamu impikan untuk bisa membawa perubahan atau bahkan mengubah dunia? Mulailah melangkah mewujudkan mimpi itu hari ini. Jangan ragu membagikannya kepada orang lain, karena bisa jadi merekalah yang akan membantumu mewujudkannya.

Share artikel ini

Alt

Dr. Ken Blanchard adalah Co-Founder sekaligus Chief Spiritual Officer di Blanchard®, sebuah perusahaan pelatihan dan konsultasi manajemen internasional.

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Wanita yang sedang bahagia bermain di taman bunga warna kuning

Cara Melatih Otak Agar 41.66% Lebih Bahagia

Penelitian University of California menunjukkan suatu hal yang dapat membuat orang 41.66% lebih bahagia. Wah, apakah itu?

Jul 06, 2022 2 Min Read

Wawancara Kepemimpinan: Kepemimpinan Yang Melayani

Kepemimpinan Yang Melayani

Theo Litaay, SH, LLM, Ph.D, membahas penerapan kepemimpinan yang melayani dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja tim dan kesejahteraan.

Feb 19, 2025 56:41 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest