Apa yang 15 Tahun di Gym Ajarkan kepada Saya tentang Self-Leadership

Nov 29, 2025 4 Min Read
gym
Sumber:

Geancarlo Peruzzolo, Pexels

Satu Janji yang Selalu Saya Tepati

Kepemimpinan sering tumbuh dalam kesunyian. Dalam pilihan-pilihan kecil yang kita buat ketika tidak ada yang melihat. Bagi saya, kebiasaan itu adalah gym. Minggu demi minggu, tempat itu menjadi jangkar yang tidak saya duga, melewati burnout, keraguan, dan masa-masa kehilangan. Ini adalah kisah tenang tentang disiplin.

Saya bukan motivator. Saya bukan fitness influencer. Saya hanya seseorang yang pergi ke gym dengan tenang dan konsisten selama 15 tahun.

Tidak ada foto transformasi. Tidak ada momen viral. Hanya satu janji kecil yang saya tepati untuk diri sendiri bahkan ketika semua hal lain dalam hidup sedang berantakan. Aneh rasanya, kebiasaan itu justru menjadi pelatihan kepemimpinan terbesar yang tidak pernah saya bayangkan.

Disiplin yang Bertahan Lebih Lama dari Semua Hal Lain

Ketika saya mulai berlatih di usia dua puluhan, tujuan saya hanya soal kesehatan dan energi. Tapi saya tidak pernah membayangkan bahwa itu akan menjadi hal paling stabil dalam hidup saya.

Pekerjaan berganti. Karier berubah. Kepercayaan diri naik turun. Beberapa tahun terasa penuh keraguan dan kemunduran yang tidak bisa saya ceritakan secara terbuka. Namun melalui semua itu, saya tetap berlatih.

Bukan untuk mendapatkan perut kotak-kotak. Bukan untuk performa. Saya berlatih untuk tetap berpijak agar saya merasa masih memiliki kontrol atas satu hal ketika hal lainnya tidak dapat diprediksi.

Gym menjadi ritme saya. Dan ritme itu mengajarkan saya cara memimpin diri sendiri jauh sebelum saya bisa memimpin orang lain.

Ritme Lebih Penting daripada Motivasi

Salah satu kebohongan terbesar dalam kepemimpinan adalah bahwa Anda harus merasa termotivasi untuk bertindak. Kenyataannya, motivasi sering memudar. Stres, kecemasan, dan burnout tidak peduli seberapa bersemangat Anda.

Itulah mengapa ritme jauh lebih penting.

Kepemimpinan tidak dibangun dari ledakan inspirasi. Kepemimpinan dibangun dari pengulangan yang sunyi dan membosankan yang kita lakukan ketika tidak ada yang melihat.

Baca Juga: Tiga Kilometer Pertama: Saat Langkah Berat Menjadi Awal Perubahan

Gym mengajarkan hal ini tanpa perlu berkata apa-apa. Beberapa pagi saya menyeret diri sendiri untuk datang setelah malam penuh kelelahan mental. Beberapa hari saya berlatih hanya untuk mengingatkan diri sendiri bahwa saya masih bisa melakukan hal-hal sulit.

Dan perlahan, hal itu terbawa ke cara saya bekerja, mengambil keputusan, dan menghadapi kemunduran. Saya belajar memimpin dengan ritme, bukan reaksi.

Kebugaran Hanyalah Cermin

Alt

Andres Ayrton, Pexels

Sekarang saya menjadi freelance discipline coach di luar pekerjaan penuh waktu saya. Saya tidak melatih orang untuk mengangkat beban lebih berat. Saya melatih mereka untuk menepati janji kepada diri sendiri.

Gym bagi saya menjadi sebuah metafora:

Untuk tetap hadir bahkan ketika itu sulit.
Untuk bertahan cukup lama hingga melihat apa yang sebenarnya diajarkan.
Untuk jujur dengan diri sendiri tentang apa yang kita rasakan bahkan ketika tidak ada yang bertanya.

Itulah kepemimpinan. Bukan dalam pengertian buku bisnis, tetapi dalam pengertian manusia. Kepemimpinan yang dimulai dalam kehidupan pribadi Anda sebelum muncul di profil LinkedIn mana pun.

Ketika AI Semakin Cerdas, Disiplin Menjadi Semakin Penting

Di dunia yang bergerak menuju otomasi AI, kecerdasan emosional dan disiplin menjadi semakin berharga. AI dapat mengoptimalkan kalender kita, menyarankan tugas berikutnya, dan bahkan melatih produktivitas kita. Namun AI tidak dapat membangun karakter kita. Apa yang kita pilih lakukan ketika tidak ada yang melihat tetap sepenuhnya manusiawi. Di situlah tempat self-leadership hidup.

Ketika AI menghilangkan hambatan, yang tersisa adalah Anda. Pola pikir Anda. Kebiasaan Anda. Ketahanan Anda.

Pemimpin masa depan tidak hanya cerdas secara teknologi. Mereka akan berakar pada dirinya sendiri.

Baca Juga: Strategi Cerdas Menggunakan AI bagi Mahasiswa Akhir

Self-Leadership Adalah Apa yang Anda Latih Sendirian

Saya percaya kita sering meremehkan betapa kuatnya kebiasaan pribadi.

Tidak ada yang bertepuk tangan ketika Anda datang jam enam pagi. Tidak ada yang merayakan rutinitas kecil Anda. Tetapi itulah intinya. Kepemimpinan sejati dimulai dalam gelap, ketika hanya ada Anda, nilai-nilai Anda, dan keputusan Anda untuk tetap maju.

Satu jam di gym setiap beberapa hari mengingatkan saya bahwa saya masih punya disiplin. Bahwa saya masih bisa melangkah maju meskipun kecil. Itu membantu saya tetap hadir untuk pekerjaan, orang-orang, dan kehidupan bahkan di hari-hari ketika saya merasa tidak mampu.

Kepemimpinan Hari Ini Membutuhkan Jangkar, Bukan Hanya Ide

Kita hidup di zaman ketika semua orang ingin memimpin, tetapi sedikit yang benar-benar berakar. Burnout, kewalahan, dan kebisingan digital terjadi terus-menerus.

Dan meskipun saya percaya strategi dan visi itu penting, saya juga percaya bahwa:

Kepemimpinan hari ini membutuhkan jangkar yang tenang. Rutinitas yang menghubungkan kita kembali pada identitas kita bahkan ketika segala sesuatu terasa berubah.

Itulah yang gym berikan pada saya. Dan bagi banyak orang, itu mungkin jurnal, lari, doa, melukis, atau sesuatu yang pribadi yang membantu Anda memimpin diri terlebih dahulu.

Kisah Sunyi, Tapi Mungkin yang Anda Butuhkan

Ini bukan kisah dramatis. Ini tidak akan viral. Tetapi ini hal paling jujur yang bisa saya katakan tentang kepemimpinan dalam hidup saya. Saya belajar memimpin dengan melakukan repetisi dalam kesunyian.

Tanpa pengikut. Tanpa ketenaran. Hanya satu kebiasaan yang membangun otot emosional untuk tetap tenang, tetap nyata, dan tetap bergerak.

Jika Anda sedang berada dalam masa keraguan, stres, atau transisi, mulailah dari hal kecil. Pilih satu kebiasaan. Pertahankan. Biarkan itu membentuk ulang diri Anda dari dalam.

Karena pemimpin yang bertahan bukanlah mereka yang paling keras suaranya. Mereka adalah orang-orang yang tetap stabil jauh sebelum dunia menyadarinya.

Share artikel ini

Alt

Sebastian Tai Jian Haw adalah discipline coach dan pemimpin digital berpengalaman yang telah memimpin berbagai transformasi di sektor kesehatan, teknologi, dan FMCG di Asia Tenggara. Di luar pekerjaan, ia membantu banyak orang membangun konsistensi dan self-leadership melalui kebiasaan kecil harian. Ia berbasis di Kuala Lumpur.

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

man in a dracula costume

Cara Menghadapi “Energy Vampire” di Lingkungan Kerja

Oleh Sonia McDonald menyarankan untuk pelajari cara menghadapi rekan kerja yang bertingkah seperti Energy Vampire agar energi tim tetap positif dan produktif.

Oct 22, 2025 3 Min Read

Leadernomics Indonesia

Kepemimpinan Yang Seimbang

May 22, 2023 25 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest