Tantangan Bekerja dalam Tim

Feb 20, 2024 2 Min Read
masalah di tempat kerja
Sumber:

Freepik dari Freepik.com

Bekerja dalam tim belum tentu mulus dan lancar. Ada dinamika yang jika tidak dikelola dengan baik, menghasilkan output kerja yang lebih rendah dibandingkan bekerja sendirian. Tim sepak bola dengan banyak pemain bintang belum tentu memenangkan kompetisi/liga. 

Salah satu kendala bekerja dalam tim yaitu sulitnya anggota tim yang junior untuk menyuarakan opini/isu/pendapat yang berbeda dengan tim, demi menjaga 'kekompakan tim' (team cohesiveness).

Bisa juga karena adanya anggota tim/ketua yang berkarakter dominan atau yang lebih senior (pilot and co-pilot effect).

Atau terlalu mempercayai pekerja yang mempunyai kelebihan dalam beberapa aspek, misalnya lebih lama pengalaman kerjanya, lebih tinggi pendidikannya, lebih tinggi posisi/jabatan, dll.

Baca juga: Cara Membebaskan Diri dari Herd Mentality (Kecenderungan Mengikuti Mayoritas)

Sehingga ada kecenderungan untuk lebih baik 'ngikutin aja deh', dari pada berbeda pendapat; kehilangan sikap kritis (tidak melakukan verifikasi ulang pekerjaan senior); sungkan memberikan opini berbeda, karena khawatir menerima konsekuensi yang buruk.

Di-cap sebagai perusuh, tidak kolaboratif, atau sok tahu, bahkan dimusuhi/dikucilkan, merupakan konsekuensi yang coba dihindari.

Katanya, "tetap diam/tidak menyuarakan pendapat (meskipun benar), lebih baik ketimbang menyuarakan pendapat dan menerima respon yang tidak disukai atasan/rekan se-tim", itu alasan yang sering dipakai.

Manusiawi sih. Bagi sebagian orang, lebih baik menghindari konfrontasi (yang sudah pasti) dari pada mencoba mencari manfaat (yang belum pasti).

Padahal, manfaat yang didapat jika anggota tim berani menyuarakan isu/pendapat berbeda bisa membuat pengambilan keputusan (decision making) memiliki fondasi informasi yang kuat/memadai. 

Baca juga: Cara Menangani Kesalahan Anggota Tim

Pada gilirannya, tim bisa menghasilkan kinerja lebih baik, dan organisasi memiliki keunggulan kompetitif atas sumber daya manusia/tim yang dimiliki.

Setiap orang punya pengalaman kerja/hidup yang berbeda, pendidikan yang bervariasi.

Kekuatan tim terletak pada keanekaragamannya (diversity), buka pada keseragamannya (homogeneity). 

Dari situ baru bisa muncul keunggulan kolaborasi: saling memperkuat/memperkaya/berbagi insight/sudut pandang/wawasan.

Lantas, bagaimana cara kita membangun iklim yang kondusif bagi setiap anggota tim agar berani menyampaikan pendapat/opini/kritik (konstruktif)-nya?

Mari kita bahas bersama.

Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Syamsul Arifin.

Share artikel ini

Komunikasi

Tags: Konsultasi

Alt

Berangkat dari latar belakang pendidikan di bidang Occupational Health and Safety (OHS), Syamsul merupakan seorang profesional dengan 18 tahun pengalaman bekerja di perusahaan energi, minyak, dan gas. Saat ini, Syamsul berkarier sebagai Senior Analyst Occupational Safety di Pertamina.

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Wah, Ternyata Kualitas Percakapan Anda Menentukan Kualitas Hidup Anda

Kualitas Percakapan Anda Menentukan Kualitas Hidup Anda

Percakapan yang biasa kita lakukan sehari-hari, ternyata tidak hanya soal pertukaran kata-kata dan informasi saja. Ada dampak yang lebih besar dan dalam yang sedang terjadi, tidak sesederhana seperti pertukaran data saja.

Mar 07, 2022 2 Min Read

Alt

Bagaimana Menghadapi Perbedaan Budaya

Dewasa ini, bekerja bersama antar bangsa bukanlah hal yang jarang terjadi. Di era globalisasi ini, kesempatan bekerja bersama antar bangsa semakin terbuka, tapi yang penting untuk diwaspadai adalah bagaimana sikap terhadap budaya orang lain.

Apr 14, 2021 4 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest