Mitos Paling Umum Tentang Passion dan Pekerjaan

Nov 22, 2025 7 Min Read
woman expressing her happy feeling
Sumber:

Freepik

Kesalahan yang Sering Terjadi Tentang Passion

Ikuti passion-mu. Lakukan apa yang kamu cintai, dan kamu tidak akan pernah merasa bekerja sehari pun dalam hidupmu.

Itulah nasihat umum yang sering kita dengar dalam banyak pidato kelulusan perguruan tinggi. Seolah-olah itu sesederhana itu. Apakah itu nasihat yang baik? Bagaimana sebenarnya cara menemukan passion-mu? Apa saja mitos paling umum tentang passion dan pekerjaan? Dan apa kenyataan yang membantah mitos-mitos tersebut?

Sebaiknya kita mulai dengan memahami apa itu passion dan apa yang bukan passion. Para peneliti mendefinisikan passion sebagai kecenderungan yang kuat terhadap aktivitas yang kamu hargai dan sukai atau cintai, dan di mana kamu menginvestasikan waktu serta energimu. Aku pribadi melihat passion sebagai hal-hal yang membuatmu terbawa oleh emosi nyata seiring waktu.

Tanda-Tanda Passion di Pekerjaan

Baik itu pekerjaan dibayar, relawan, urusan rumah tangga, atau bekerja dengan anak-anak, tanda-tanda passion meliputi:

  • Menyukai apa yang kamu lakukan
  • Sering membicarakan hal-hal yang kamu sukai dari pekerjaanmu
  • Bekerja lebih ekstra meski tidak diwajibkan

Uji Passion

Passion adalah hal-hal yang membuat kita terbawa emosi nyata seiring waktu. Kita mencintai hal itu dan sering membicarakannya. Lakukan penilaian diri ini untuk menemukan passion yang paling resonan denganmu.

Mitos Tentang Passion dan Pekerjaan

Bagi banyak orang, nasihat untuk mengikuti passion terasa membingungkan dan tidak realistis, bahkan dalam beberapa kasus bisa mengecilkan hati. Faktanya, beberapa pesan paling umum tentang passion dan pekerjaan justru berdasarkan mitos yang bisa menahanmu daripada membantumu maju. Mari luruskan fakta dan uraikan mitos-mitos tersebut.

Mitos 1: Kamu seharusnya langsung tahu apa passion-mu

Kenyataan: Banyak orang kesulitan dengan hal ini. Ide menemukan passion terasa membebani. Untuk kebanyakan orang, passion jarang muncul seperti kilat dengan kejelasan instan. Banyak orang mencoba berbagai minat selama bertahun-tahun. Bagi mereka yang menemukan passion, sering kali melalui periode panjang di mana itu belum terlihat jelas.

Baca Juga: Mengetahui Jenis Pekerjaan yang Sesuai dengan Minat Anda

Mitos 2: Kamu benar-benar perlu menemukan passion-mu

Kenyataan: Menemukan passion bukanlah cara terbaik untuk memikirkannya bagi banyak orang. Emily Perron, pemilik bisnis dan penulis, menyebut bagi banyak orang itu terasa seperti “pencarian liar yang melelahkan”. Menurut profesor psikologi dari University of PennsylvaniaAngela Duckworthpassion cenderung lebih dikembangkan daripada ditemukan, dan biasanya berkembang serta mendalam seiring waktu.

Menemukan sesuatu menyiratkan pencarian dengan titik akhir tertentu, atau bahwa passion itu sudah ada di luar sana untuk ditemui begitu saja. Sementara mengembangkan sesuatu berarti menumbuhkannya atau menyebabkan hal itu berkembang menjadi lebih matang.

Sebenarnya, kamu kemungkinan akan menyadari bahwa kamu memiliki beberapa minat, dan beberapa di antaranya bisa menjadi passion jika terus dikejar cukup lama. Banyak orang menyerah sebelum mencapai titik itu karena kurang fokus atau disiplin, percaya bahwa pekerjaan hanyalah grind yang harus ditanggung demi membayar tagihan, atau puas dengan pekerjaan yang “cuma oke”. (Catatan: Di negara maju, rata-rata orang menghabiskan sekitar 90.000 jam untuk bekerja.)

Mitos 3: Kamu harus menemukan passion saat masih muda

Kenyataan: Bagi banyak orang, passion membutuhkan waktu untuk ditemukan, dikembangkan, dan didalami. Dan itu wajar. Hal ini justru membuat passion lebih kaya dan membantu menghargainya.

Sangat sedikit orang yang menemukan passion sejak awal kehidupan dan konsisten menjalaninya. Seiring pertumbuhan dan pengalaman baru, minat kita berubah, begitu pula passion.

Dengan passion, seperti banyak hal lain, jalannya berliku-liku. Tekanan untuk mengetahui semuanya sejak muda bisa menimbulkan frustrasi karena merasa “tertinggal” dan membuat pilihan yang tidak tahan lama. Sebenarnya, minat dan nilai-nilai kita berkembang seiring waktu. Ini bukan perlombaan. Sebaliknya, ini proses pertumbuhan dan penemuan yang lebih baik dilakukan dengan campuran tindakan dan refleksi, termasuk waktu yang signifikan dalam apa yang aku sebut “mode penemuan”.

…kita mungkin mencoba banyak pekerjaan berbeda untuk mencari ‘cocok’ yang tepat, peran yang langsung menyalakan tombol passion, dan kita mungkin tidak memperhitungkan fakta bahwa sering kali dibutuhkan waktu untuk mengembangkan passion terhadap pekerjaan, bersama dengan keterampilan, kepercayaan diri, dan hubungan yang memungkinkan seseorang merasakan passion terhadap pekerjaan.”
— Jon M. Jachimowicz, “3 Reasons It’s So Hard to ‘Follow Your Passion,’” Harvard Business Review, 15 Oktober 2019

Mitos 4: Hanya jenis pekerjaan tertentu yang bisa memiliki passion

Kenyataan: Kamu bisa mengintegrasikan passion ke hampir semua pekerjaan. Tentu saja, jika kamu bekerja dengan baik dan menunjukkan bahwa kamu anggota tim yang dapat diandalkan dan produktif dengan integritas, biasanya ini akan memberimu lebih banyak otonomi, penghargaan, dan kredibilitas. Tetapi ini bisa bervariasi tergantung seberapa mendukung manajer atau tim-mu.

Pikirkan apa yang membuat pekerjaan menyenangkan, bermakna, dan memuaskan untukmu. Dengan sudut pandang ini, passion bukan hanya soal pekerjaan itu sendiri tetapi juga mencakup hal-hal lain, termasuk otonomi, fleksibilitas, keamanan finansial, tunjangan, lingkungan kerja sehat, persahabatan, keterampilan, flow, nilai, tujuan, dan dampak.

Memang banyak orang memiliki passion terhadap isu sosial, kelompok, atau tujuan tertentu. Tetapi banyak juga yang memiliki passion terhadap aktivitas atau keterampilan (misal: menganalisis, melatih, coding, komunikasi, data mining, editing, fasilitasi, penyembuhan, kepemimpinan, parenting, memecahkan masalah, dll). Ada orang-orang penuh passion di setiap bidang, industri, dan sektor.

Mitos 5: Kamu hanya punya satu passion

Kenyataan: Kamu bisa memiliki banyak passion yang bisa berubah seiring waktu. Kamu mungkin menemukan kegembiraan dalam beberapa hal. Jangan membatasi dirimu pada satu jalur. Sebaliknya, eksplorasi semua hal yang memicu rasa penasaran atau motivasi nyata.

Saat aku berhenti mencoba keras mencari satu passion sejati yang bisa membentuk hidupku, aku menemukan keindahan dari multi-pursuit dan multi-passions.”
— Emily Perron, pemilik bisnis dan penulis

Mitos: Semua orang ingin passion mereka menjadi bagian dari pekerjaan

Kenyataan: Menurut penelitian Profesor Amy Wrzesniewski dari University of Pennsylvania dan lainnya, orang memiliki orientasi berbeda terhadap pekerjaan (melihatnya sebagai pekerjaan, karier, atau panggilan). Mereka yang orientasinya hanya pekerjaan melihat kerja sebagai sarana untuk tujuan akhir. Mereka bekerja untuk gaji dan tunjangan untuk mendukung keluarga dan hobi, dan lebih memilih pekerjaan yang tidak mengganggu kehidupan pribadi. Mereka tidak selalu memiliki hubungan emosional kuat dengan pekerjaan seperti orang yang melihat pekerjaan sebagai karier atau panggilan.

Selain itu, ketika passion-mu dijadikan pekerjaan, ada risiko kehilangan sebagian “magis”-nya karena tenggelam dalam deadline dan deliverables.

Beberapa orang berkembang saat menemukan kesenangan dari cara mereka mencari nafkah, tapi orang lain merasa damai dengan koneksi emosional yang lebih sedikit terhadap pekerjaan mereka, dan justru menikmati passion di luar jam sembilan sampai lima.”
— David Anderson, eksekutif bisnis

Mitos 6: Mengikuti passion akan membawamu ke kesuksesan

Kenyataan: Ini tidak sepenuhnya salah, tetapi sangat disederhanakan. Passion bisa menjadi pendorong kinerja karena intensitas dan komitmen yang bisa ditimbulkan, tetapi di dunia yang kompetitif, kamu tetap membutuhkan model bisnis. Kamu perlu memberikan nilai dan melakukan hal-hal yang orang lain mau bayar, serta mempromosikan siapa yang bisa kamu bantu dan bagaimana caranya di dunia yang bising. Tidak semua passion cocok dijadikan pekerjaan utama atau sumber penghasilan.

Baca Juga: Sudah Sukses? Inilah Cara Naik ke Level Berikutnya

Mitos 7: Passion harus bertahan selamanya

Kenyataan: Passion harus dirawat, jika tidak bisa memudar dan mati. Passion bisa berubah seiring musim hidup yang berbeda. Dua hal bisa membantu mempertahankannya:

  • Tujuan: menghubungkan passion dengan makna yang lebih dalam memberi sumber energi yang lebih berkelanjutan
  • Novelty: mengeksplorasi cara baru untuk melibatkan passion dengan orang baru atau konteks berbeda menjaga passion tetap hidup

Mitos 8: Mengejar passion itu egois

Kenyataan: Seperti yang dikatakan aktivis dan penulis Courtney Christenson, mengabaikan passion menghalangi orang terdekat mengenal siapa kamu dan apa yang memotivasimu. Ini juga membatasi kemampuanmu memberikan dampak, hidup selaras, dan menginspirasi orang lain.

Saat kamu tidak mengejar passion, keluarga tidak benar-benar mengenalmu. Pasangan tidak melihat dirimu yang sebenarnya. Anak-anak kehilangan panutan terkuat mereka. Jika kamu ingin mereka mengejar passion, tunjukkan caranya. Dunia kehilangan suara, pengaruh, dan potensi perubahanmu. Dan yang paling penting, kamu kehilangan kesempatan untuk benar-benar hidup.”
— Courtney Christenson, aktivis dan penulis

Mitos: Kamu harus menemukan passion sejak dini untuk menjadi hebat

Kenyataan: Kamu bisa menemukan, mengembangkan, dan mendalami passion di hampir semua tahap kehidupan dan tetap menguasainya. Contohnya banyak, termasuk Morgan Freeman, Toni Morrison, Samuel L. Jackson, Laura Ingalls Wilder, Ray Kroc, Colonel Sanders, Julia Child, Vera Wang, dan lain-lain. Mengira terlambat untuk mengembangkan passion adalah jebakan.

Mitos 9: Kamu akan sukses dan bahagia jika mengikuti passion

Kenyataan: Mengintegrasikan passion ke dalam hidup dan pekerjaan bisa sangat memuaskan, tapi kebahagiaan juga memerlukan hal lain seperti antisipasi, menikmati momen, rasa syukur, tujuan, pelayanan, dan hubungan sehat.

Kesimpulan

Banyak mitos tentang passion dan pekerjaan yang bisa menyesatkan. Mengikuti passion saja tidak cukup. Tetapi mengabaikan passion juga kesalahan besar. Passion bisa menjadi bagian penting dari pekerjaan yang produktif dan memuaskan, serta kebahagiaan dan kepuasan hidup, namun itu hanya sebagian dari keseluruhan.

Yang bijak adalah menyelaraskan passion dengan kekuatan, nilai, dan tujuanmu di satu sisi, dan membantu orang lain serta memenuhi kebutuhan pasar dengan model bisnis yang efektif di sisi lain. Dengan begitu, kamu dapat memenuhi kebutuhan finansial, tanggung jawab terhadap keluarga atau orang lain, sekaligus tetap mengintegrasikan passion ke dalam hidup dan pekerjaanmu.

Share artikel ini

gregg_vanourek_985bd6_65c5d69258.jpeg

Gregg Vanourek adalah seorang penulis buku Triple Crown Leadership dan LIFE Entrepreneurs, pembicara TEDx Talk, founder coaching center Gregg Vanourek LLC, dan kontributor Harvard Business blogs, New York Times, Fast Company, BusinessWeek, U.S. News & World Report, dan masih banyak lagi.

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Seorang Pria Berjalan dalam Gelap

Mengubah Kesepian Jadi Pertumbuhan Pribadi

Bersama Manfred F. R. Kets de Vries mengajak kita memahami kesepian bukan sekadar perasaan yang menyakitkan, melainkan sebuah sinyal penting untuk kembali terhubung dengan diri sendiri dan orang lain, serta peluang untuk bertumbuh secara pribadi.

Sep 17, 2025 5 Min Read

Wawancara Kepemimpinan: Pemimpin dan Waktu

Pemimpin dan Waktu

Douglas Robitaille berbagi wawasan tentang bagaimana pemimpin mengelola waktu dengan bijak untuk mencapai tujuan besar dan membangun tim yang produktif.

Feb 12, 2025 57 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest