Motivasi Luar Biasa dari Seorang Pemimpin : BJ Habibie

Aug 20, 2021 1 Min Read
Pemimpin
Sumber:Gettyimages.com
Sebuah motivasi luar biasa dari seorang pemimpin yang jenius

Saya telah membaca dan mendengar beberapa kisah pemimpin dalam transfer  motivasi yang begitu menginspirasi. Mereka semua hebat sekaligus menakjubkan.  Kemungkinan jika itu dikolaborasi menjadi sangat harmonis. Terlepas dari itu, ada  satu pemimpin yang menarik atensi saya secara menyeluruh dan merangsang  adrenalin untuk memaksimalkan tata kelola hidup ke arah lebih baik. 

Bacharuddin Jusuf Habibie atau akrab disapa Bapak BJ Habibie, seorang yang  dikenali cerdas sejak kecil. Beliau merupakan mantan Presiden RI ketiga dengan latar belakang pendidikan luar biasa dan pengalaman kerja yang tidak perlu  diragukan. Kontribusi untuk Indonesia tercatat signifikan, apalagi dengan gaya  pemikiran yang intelektual berhasil membawa Indonesia pada gagasan baru.  

Sekilas, tampilan mengenai pemimpin hanya sebatas bertugas memerintah. Namun,  itu asumsi yang salah. Seorang pemimpin memiliki visi dan misi yang jelas serta  tanggung jawab besar. Bapak BJ Habibie tergolong sebagai pemimpin yang kompeten, loyal, dan inspiratif. Banyak hal bisa dipelajari dari beliau, terutama dari  segi kalimat motivasi yang kental membangun semangat baru. 

Baca juga artikel berjudul "Orang Tua Pun Perlu Terus Belajar dan Bertumbuh"

Ada salah satu kata mutiara milik beliau yang membayang paten di pikiran saya.  Bunyinya kira-kira seperti ini;

“ketika muda kita habiskan dengan malas-malasan  maka tua juga akan malas-malasan lalu tak terasa besok mati. Namun, kalau kita  banyak belajar dan banyak analisis maka saat dia tua, dia menang.”


Dalam  sekejap, saya jadi terpikir bahwa dunia tidak bermakna jika hanya merangkul  keinginan bersantai. 
Malas-malasan adalah satu hal yang kompleks, di mana ketika terlalu terlena bisa  berakibat buruk, tapi disisi lain cukup menyenangkan dilakukan di waktu  senggang. Sayangnya, musuh produktivitas ini bisa berakibat pada prokrastinasi  atau menunda-nunda. Saya menilai bahwa malas-malasan memang bernilai buruk.  Lebih parah lagi ketika itu menjadi kebiasaan.  

Sering kali saya mendengar kenyataan jika malas-malasan adalah sesuatu yang  sangat tidak baik, tapi itu tidak berpengaruh besar. Saya masih saja tenggelam  dalam kenikmatan yang berselimut kata “rehat”. Kenyataannya, hal tersebut tidak  sebaik yang saya kira. Malas-malasan bisa mematikan ketersediaan waktu yang  sangat berarti dan tidak bisa diputar mundur. Ketika telah berlalu, maka itu sudah  paten.  

Bayangan buruk tentang malas-malasan menginsafi saya untuk mengoptimalkan  waktu dan mengisinya dengan mengembangkan potensi diri. Itu dilakukan  berulang-ulang demi menjauhi rasa malas yang berakhir penyesalan. Semakin saya  mendalami makna waktu yang tersampaikan secara tersirat dari kata mutiara Bapak  BJ Habibie, semakin saya yakin masa muda perlu dinikmati dan tidak salah  meletakkan posisi pada situasi yang tidak mengenakan. Banyak kesempatan berarti  yang sayang untuk dilewatkan dan momen berharga untuk diabadikan. Hidup  terlalu singkat untuk dibiarkan terlewati begitu saja.

Tonton juga video "Motivasi semangat belajar dari habibie"


Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Peserta Kompetisi Menulis New Voice Leaderonomics Indonesia Tahun 2021
Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

Budaya Organisasi

Budaya Organisasi 101: Pertahankan dan Tingkatkan

Ketika krisis COVID-19 dimulai, saya mencari di Google tentang 'budaya organisasi di saat krisis' dan 'kepemimpinan di saat krisis'. Saya terkejut bahwa saya tidak dapat menemukan banyak tinjauan literatur. Tetapi saya memiliki pengalaman manajerial yang baik yang dipasangkan dengan pengalaman kepemimpinan yang luas dalam krisis ini, jadi saya dapat berbagi dengan Anda pengalaman dan pandangan saya tentang masalah ini.

Mar 31, 2022 2 Min Read

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest