12 Cara Melatih Kecerdasan Emosional Seorang Pemimpin

Apr 17, 2024 3 Min Read
kecerdasan emosional EQ
Sumber:

Freepik dari Freepik.com

Kita telah memasuki era revolusi industri 4.0. Pertanyaannya: apakah masih relevan pemimpin melatih kecerdasan emosional atau EQ? Ternyata, masih sangat perlu!

Tak mengherankan jika Jack Welch, salah satu mantan CEO terkemuka dari General Electric yang legendaris, mengatakan, "Banyak kepemimpinan bermasalah karena buruknya EQ atau kecerdasan emosionalnya rendah". Begitu juga kata Jack Ma, pendirinya Alibaba, "Sukses bukan hanya butuh kecerdasan intelektual (IQ), tapi juga kecerdasan emosional (EQ)". Bahkan, belakangan Jack Ma juga memperkenalkan perlunya LQ atau Love Quotient

Nah, kembali bicara soal kecerdasan emosional. Itulah sebabnya Daniel Goleman, salah satu pelopor EQ di dunia, belakangan mulai memperkenalkan 12 kompetensi kecerdasan emosional (EQ) yang kritikal bagi para pemimpin. Goleman, bersama Richard Boyatzis, menyebutkan 12 kompetensinya itu sebagai: The Crucial Competence. Saya menjelaskannya lebih detail pada artikel berikut.

Pertanyaan yang paling penting adalah, setelah memahami soal keseluruhan kompetensi kecerdasan emosional tersebut, lalu apa? Bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari? 

Berikut ide serta langkah yang bisa dilakukan untuk mengembangkan serta melatih ke-12 kompetensi EQ tersebut:

Baca juga: Cara Menangani Kesalahan Anggota Tim

1. Emotional Self-Awareness (Kesadaran Diri) 

  • Secara rutin mengecek suhu emosi Anda saat ini
  • Belajar mengenali dan membaca pola ataupun kebiasaan diri Anda dalam berbagai situasi, khususnya kebiasaan yang tidak menyenangkan
  • Melakukan refleksi diri dengan mempertanyakan apa motif, niat, intensi Anda dalam suatu situasi tertentu 

2. Emotional Self-Control (Pengendalian Diri)

  • Menerapkan “jeda 6 detik” untuk mengontrol emosi yang spontan dan tak terkendali
  • Meminta bantuan pihak lain untuk mengingatkan pada saat emosi tidak terkendali
  • Mempraktikkan self reminder untuk mengingatkan apa yang akan terjadi kalau emosi tak terkendali itu dibiarkan (dengan mempertimbangkan akibatnya)

3. Achievement Orientation (Orientasi Berprestasi)

  • Membuat daftar tujuan pribadi serta menyiapkan langkah-langkahnya
  • Menentukan personal scorecard yakni kerangka penilaian pribadi yang diukur untuk mencapai suatu kesuksesan
  • Menerapkan Prinsip Pareto dengan berfokus pada hal-hal kecil namun berdampak besar terhadap kehidupan

4. Positive Outlook (Pandangan Positif)

  • Mempelajari kisah-kisah orang sukses yang melewati berbagai tantangan
  • Mengaplikasikan anticipatory thinking, yakni berharap yang terbaik, bersiap untuk yang terburuk
  • Menerima berbagai tantangan dan tingkat kesulitan baru untuk melatih kompetensi diri dalam menghadapi masalah

Baca juga: 4 Mindset Penting Bagi Manager Baru

 5. Adaptability (Beradaptasi)

  • Bersikap baik terhadap masukan dan umpan balik dari orang lain
  • Menerapkan paranoid thinking (memikirkan kemungkinan terburuk) dan mencoba terus berdaptasi dengan pendekatan baru
  • Mengaplikasikan teknik scenario building (membuat berbagai skenario dan rencana) dalam menghadapi suatu situasi dengan berbagai alternatif solusinya

6. Empathy (Berempati)

  • Latihan membaca situasi perasaan dan kondisi orang lain
  • Berusaha menanyakan pendapat dan perasaan orang lain serta menanyakan alasannya
  • Menggunakan teknik RAS (Respect perasaan orang, Acknowledge/menghargai alasan mengapa dia merasakan perasaan demikian serta memberikan Solusi yang mempertimbangkan perasaan orang tersebut)

 7. Organizational Awareness (Kesadaran Organisasi)

  • Melatih radar dan kepekaan terhadap kondisi suatu tim
  • Belajar membuat sosiogram (hubungan antar individu) untuk mengetahui siapa suka dengan siapa atau pun siapa tidak suka dengan siapa
  • Membuat peta pengaruh: siapa mendengarkan siapa

8. Influence (Daya Pengaruh)

  • Latihan memberikan apresiasi dan pengharhgaan positif
  • Membangun tabungan emosi yang positif
  • Melatih teknik-teknik persuasi termasuk dengan memberian pernyataan yang disertai dengan alasan yang masuk akal

Baca juga: 7 Kebiasaan Pemimpin Meeting yang Hebat

9. Coach and Mentor (Melatih & Mementor)

  • Berusaha membagikan ilmu Anda dengan mencari orang-orang yang bisa Anda kembangkan keterampilannya
  • Memberikan umpan balik konstruktif kepada orang lain, khususnya tim
  • Menandai dan meluangkan coaching time untuk anak buah atau pun orang yang perlu Anda tingkatkan keterampilannya

10. Conflict Management (Manajemen Konflik)

  • Meluangkan waktu untuk menyelesaikan konflik, tidak membiarkannya berlarut-larut
  • Mempraktikkan teknik alternatif ke-3 untuk mencari solusi yang mengakomodasikan pihak kepentingan yang berbeda
  • Berlatih perceptual position, yakni suatu teknik dengan mencoba memposisikan diri sebagai  orang lain serta mempertimbangkan alasan serta kondisi mereka, hingga akhirnya menemukan solusi yang bisa memuaskan kedua belah pihak

11. Inspirational Leadership (Kepemimpinan Inspiratif)

  • Membuat kutipan-kutipan bijak yang inspiratif melalui email atau pun status-status di sosial media, untuk menginspirasi orang lain
  • Melakukan sesi motivasi pendek saat meeting atau pertemuan lainnya
  • Menceritakan kisah-kisah inspiratif diri mau pun kisah orang lain yang kepada tim

12. Teamwork (Kerjasama)

  • Mengenali potensi serta kelemahan masing-masing anggota tim
  • Berusaha berkontribusi dengan positif kepada tim, melalui kata-kata, sikap, penghargaan, hingga kontribusi yang nyata (tangible) kepada tim
  • Melakukan aktivitas informal untuk menyatukan chemistry antara anggota tim

Begitulah beberapa tips sederhana melatih kecerdasan emosional yang bisa diterapkan siapa saja.

Semoga dengan terus-menerus mengembangkan kompetensi diri, kita mampu menjadi pribadi dan pemimpin yang semakin berpengaruh positif bagi organisasi kita.

Artikel ini diterbitkan dari akun LinkedIn milik Dr. Anthony Dio Martin.

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Jadilah Seorang Pemimpin

Alt

Dr. Anthony adalah seorang praktisi bisnis, trainer, speaker, penulis, ahli psikologi, dan personal coach yang oleh media disebut sebagai “The Best EQ Trainer in Indonesia”. Saat ini, beliau adalah direktur lembaga training HR Exellency dan managing director MiniWorkshopSeries (MWS) Indonesia.

Alt

Mungkin Anda Juga Menyukai

vena riana

Vena Riana: Raih Prestasi Hingga Filipina, Apa Rahasianya?

Vena mengakui sebagai seorang mahasiswi pasif pada awal masa kuliahnya. Kini, ia menjadi penerima beasiswa, peserta pertukaran pelajar, pembicara, hingga berkesempatan kerja di perusahaan ternama. Berikut kisahnya.

Jul 28, 2022 5 Min Read

ide

Mempertahankan Ide Mu

Dr. Pyatt dalam video ini secara singkat dan padat mengemukakan pandangannya tentang bagaimana mempertahankan ide-ide Anda dan apa yang perlu Anda lakukan jika ide-ide Anda tidak segera mendapatkan respons seperti yang Anda harapkan,

Jan 14, 2021 1 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest