Kebiasaan Tersembunyi yang Bisa Melindungi Kesehatan Otak

Maksim Goncharenok, Pexels
Tips sederhana sehari-hari untuk otak yang lebih sehat
Mencegah masalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Hal ini sangat berlaku ketika kita membicarakan kesehatan otak.
Setiap buku besar dimulai dari satu kata. Sebuah perjalanan seribu mil dimulai dari satu langkah. Begitu juga dengan kesehatan otak. Banyak masalah sebenarnya bisa dicegah jika langkah pertama dilakukan sejak awal. Sebagian besar gangguan tidak muncul tiba-tiba. Pencegahan datang dari kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari.
Mencegah adalah obat terbaik. Dengan kata lain, lebih baik menyelesaikan masalah dari sumbernya daripada menanganinya di akhir.
“Ada sebuah perumpamaan kesehatan masyarakat yang menjelaskan perbedaan ini. Bayangkan kamu dan seorang teman sedang piknik di tepi sungai. Tiba-tiba kamu mendengar teriakan dari arah air, seorang anak tenggelam. Tanpa pikir panjang, kalian berdua melompat, meraih anak itu, dan membawanya ke daratan. Sebelum sempat bernapas lega, terdengar lagi teriakan minta tolong. Kalian kembali melompat untuk menyelamatkan anak lainnya. Tak lama, anak-anak lain terus berdatangan, satu per satu tenggelam. Kalian hampir kewalahan. Tiba-tiba, temanmu keluar dari air dan berjalan menjauh. ‘Kamu mau ke mana?’ tanyamu. Temanmu menjawab, ‘Aku mau ke hulu, mencari orang yang terus mendorong anak-anak ini ke sungai.’” ~ Dan Heath
Baca Juga: Kisah Otak yang Lelah: Brain Rot dalam Perspektif Neuropsikologi
Berikut 9 kebiasaan menjaga kesehatan otak yang jarang diperhatikan, namun bisa memberi manfaat besar selain saran umum seperti olahraga dan pola makan sehat:
9 Kebiasaan Tersembunyi untuk Kesehatan Otak
- Gunakan earplug saat berada di lingkungan bising, misalnya saat memotong rumput. Para ahli menyarankan hal ini untuk melindungi kemampuan otak memproses sinyal sensorik. Kehilangan pendengaran dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia, kemungkinan karena kurangnya stimulasi otak atau menarik diri dari interaksi sosial.
- Biasakan menggunakan tangan berbeda untuk beberapa aktivitas sehari-hari. Cara ini membantu meningkatkan fleksibilitas kognitif.
- Ubah rutinitas harianmu. Tantangan sederhana ini dapat melatih otak lebih adaptif.
- Flossing setiap hari. Menjaga kesehatan gigi dan gusi mencegah penyakit gusi serta infeksi kronis yang dapat membawa bakteri maupun peradangan masuk ke aliran darah hingga mencapai otak. Hal ini bisa meningkatkan risiko penurunan fungsi kognitif dan demensia. Menjaga kesehatan mulut lewat flossing dan rutin memeriksakan gigi adalah langkah kecil dengan dampak besar.
- Mandi air dingin. Kebiasaan ini dapat meningkatkan fokus dan suasana hati.
- Gunakan aroma tertentu untuk mengaktifkan memori. Beberapa wewangian seperti lavender, rosemary, dan peppermint terbukti membantu meningkatkan ingatan dan daya ingat.
- Jaga kesehatan leher. Hindari posisi bungkuk (i-hunch) karena dapat menghambat aliran darah ke otak.
- Lakukan sauna secara rutin. Kebiasaan ini diketahui dapat menurunkan risiko demensia.
- Sesekali menulis dengan tangan. Menulis manual membantu memperkuat proses belajar. Membaca dengan suara keras juga memberi manfaat serupa.
Baca Juga: Rutinitas Pagi Tanpa Beban: Cara untuk Mengawali Hari dengan Tepat
Ingat, waktu terbaik untuk memperbaiki atap rumah adalah saat matahari sedang cerah. Begitu juga dengan kesehatan otak. Waktu terbaik untuk menjaganya adalah saat otak masih dalam kondisi sehat.
Kepribadian
Tags: Jadilah Seorang Pemimpin, Konsultasi, Pertumbuhan, Sifat Positif
Terry Small adalah pakar otak asal Kanada yang percaya bahwa mempelajari ‘cara belajar’ adalah keterampilan paling penting yang dapat diperoleh seseorang.