Membebaskan Diri Dari Tirani Mitos

Mar 29, 2021 6 Min Read
mitos
Tirani Rias Wajah - Dan Mitos Lainnya Yang Mungkin Menghambat Kemajuan Kita.

Saya tidak memiliki selera yang bagus tentang fashion, juga bukan ahli tentang penampilan dan terlihat menyenangkan. Sebenarnya, saya tidak layak untuk menulis artikel tentang makeup dan perempuan. Tapi saya tidak sengaja menemukan sebuah riset yang harus saya bagikan (dan yang membuat saya berfikir) tapi mungkin juga membuat saya bermasalah dengan perempuan nantinya.

Banyak perempuan (dan beberapa laki-laki) menggunakan makeup (merias wajah / berdandan) setiap waktu, menutupi wajah mereka dengan foundation (alas bedak), lipstick, eye shadow, bedak dan blush on (pemerah pipi).

Berdasarkan sebuah riset, banyak wanita yang percaya bahwa mereka membutuhkan waktu untuk bermakeup (merias wajah / berdandan) supaya menarik pria. Sayangnya, riset ini juga mengatakan, “jika tujuan Anda adalah untuk mengesankan atau terlihat lebih cantik untuk para pria, maka usaha anda mungkin saja gagal.”

Faktanya, semua dari kita memiliki kemampuan yang buruk saat membayangkan apa yang membuat orang tertarik kepada kita. Banyak pria berpikir bahwa memiliki otot membuat mereka menjadi lebih menarik untuk lawan jenis sedangkan para wanita berfikir bahwa pria lebih menyukai bentuk tubuh yang langsing.

Sebuah terobosan yang dilakukan oleh Alex Jones dan Robin Kramer, 2 peneneliti dari Universitas Bangor dan Universitas Aberden menemukan bahwa wanita benar-benar salah dalam hal merias wajah (bermakeup / berdandan).

Studi pembelajaran di Quarterly Journal of Experimental Psychology menyimpulkan bahwa wanita terlihat lebih menarik ketika mereka menggunakan sedikit makeup (berdandan / merias wajah) daripada yang sering mereka kenakan.

Penelitian

Sebuah penelitian dilakukan di Universitas Bangor dan Aberden. Para peneliti telah meminta kepada 45 wanita untuk bermakeup (berdandan / merias wajah) “seperti ketika mereka akan jalan-jalan di malam hari.” Wanita-wanita tersebut sudah melakukan pemotretan untuk sebelum dan sesudah menggunakan makeup (berdandan / merias wajah), dan sang fotographer menunjukkan beberapa contoh foto kepada mahasiswa pria dan wanita untuk memilih foto mana yang lebih menarik.

Secara keseluruhan, pria dan wanita lebih menyukai penampilan pada wanita yang menggunakan makeup (berdandan / merias wajah) sekitar 40% lebih tipis daripada yang biasa mereka gunakan.

Yang menarik, para wanita lebih menyukai penampilan para model yang menggunakan makeup (berdandan / merias wajah) lebih tebal daripada model yang dipilih para pria. Semua peserta berasumsi bahwa pria akan memilih model dengan makeup (berdandan / merias wajah) lebih tebal daripada model yang dipilih para wanita, tapi ternyata itu tidak benar.

Penelitian menyimpulkan bahwa wanita menggunakan makeup (berdandan / merias wajah) untuk standar kecantikan yang seharusnya tidak benar-benar ada.

“Secara bersama-sama, hasil ini menunjukkan bahwa wanita cenderung menggunakan kosmetik untuk menarik preferensi yang salah dari orang lain. Preferensi yang keliru ini tampaknya lebih terkait dengan harapan yang dirasakan laki-laki, dan, pada tingkat yang lebih rendah, perempuan”, kata sang penulis.

Sederhananya – banyak dari kita teralihkan kepada idealisme khayal dan melupakan realita

Namun, akan ada banyak orang yang berteriak dan mencaci-maki saya serta mengirimkan email yang jahat kepada saya. Mereka percaya bahwa mereka menggunakan makeup (berdandan / merias wajah) bukan untuk menarik orang lain namun untuk diri mereka sendiri – mereka hanya ingin tampak menarik untuk dirinya sendiri

Bagi mereka yang ada pada kategori tersebut, saya menghargainya. Namun, beberapa, bahkan sebagian, jika memang tidak mau disebut banyak, akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempersiapkan diri untuk orang lain.

Apa maksudnya?

Di zaman dengan standar kecantikan yang konyol (tidak masuk akal) ini, mudah untuk percaya bahwa kita perlu terlihat sempurna atau dunia akan menganggap kita kurang. Tapi yang lebih menghibur adalah tahu bahwa yang mengharapkan kita tampil sempurna adalah diri kita sendiri.
Jika kita menggunakan banyak waktu untuk bermakeup (berdandan / merias wajah), meningkatkan kecerdasan kita atau kepemimpinan kita, maka dunia ini mungkin merupakan proposisi yang berdeda bagi kita semua.

Yang membawa saya kepada pertanyaan selanjutnya : Mitos, standar dan dogma yang terlihat manakah yang kita percayai seperti kebenaran Injil yang menahan kita menjadi diri kita sendiri dan benar-benar menggenapi potensi nyata kita?

Sejak kecil, orang tua kita sering bercerita mitos yang membuat kita lebih cantik, lebih sehat dan lebih bijaksana. Kita semua terjatuh pada perangkap yang sama. Ini adalah ulasan saya pada 10 besar mitos yang mungkin menahan Anda pada karir dan kehidupan Anda :

Mitos no. 1: Pengembangan diri adalah untuk para pecundang

Banyak orang berfikir jika Anda memaksa diri Anda untuk mengembangkan diri dengan belajar, membaca dan melakukan banyak hal, orang-orang akan melihat Anda sebagai pengecut dan pecundang. Saya pikir yang terjadi adalah sebaliknya. Dengan mengetahui dan mengakui kelemahan Anda, dan dengan aktif melakukan sesuatu untuk mengalahkannya, maka Anda akan hidup dalam apa yang menjadi impian Anda.

Mitos No. 2: Bukan apa yang Anda tahu tapi siapa yang Anda kenal

Saya tahu banyak orang yang keliru dengan nasehat ini - yang mengadvokasi pembelajaran berkoneksi– berarti bahwa "hanya orang-orang istimewa yang memiliki koneksi yang akan maju." Sepenuhnya adalah omong kosong. Jika Anda benar-benar melihat pemimpin hebat, Anda akan melihat kebanyakan dari mereka berasal dari sebuah kemiskinan, keluarga tanpa koneksi, namun menggunakan kemampuan kepemimpinan mereka untuk keluar dan bertemu dengan orang-orang.

Seperti Presiden AS Barrack Obama, yang tidak memiliki hubungan keluarga dengan Kennedys. Ia masih bisa membangun koneksi luas dengan koneksi awal yang terbatas.

Mitos No.3: Saya sudah mencoba meningkatkan kemampuan diri, tapi tidak berhasil

Hanya karena Anda memasuki musim yang baru, melalui pembelajaran otodidak dan membaca buku tentang pengembangan diri secara personal tidak berarti Anda otomatis menjadi sempurna. Belajar adalah kerja keras yang membutuhkan kegigihan dan keuletan. Anda dapat mengembangkan diri di semua area pada kehidupan Anda. Anda harus bekerja keras, terus berlatih dari semua yang Anda pelajari dan fokus pada jangka panjang.

Mitos No.4: Bos Anda selalu benar

Sebagai seorang atasan, saya tahu ini tidak benar. Kami juga melakukan kesalahan karena kami juga mansia. Tapi jika Anda ingin melakukan dampak pada lingkungan kerja Anda, perhatikan atasan Anda baik-baik. Namun tetap berfikir secara rasional dan analisa apa yang mereka katakan.

Jika Anda berfikir bahwa mereka salah, kemukakan pendapat Anda. Dalam waktu yang lama, seorang “yes-men” yang hanya mengikuti apa yang atasan katakan tidak akan pernah menjadi seorang pemimpin. Atasan Anda sangat tahu akan hal ini.

Mitos No.5: Selalu berfikir positive

Banyak orang percaya bahwa jika mereka berfikir positif dan memikirkan mimpi yang besar, mereka akan mendapatkan hasil yang luar biasa. Ini mungkiin saja membantu, namun pada akhirnya, berfikir positif tidak akan membawa Anda kemana-mana jika Anda tidak melangkah kemanapun
Tindakan tidak hanya dilakukan sekali, harus dilakukan terus menerus, bertindak selalu membutuhkan sebuah pengorbanan.

Mitos No.6: Ada pekerjaan yang lebih bagus diluar sana

Tidak pernah ada pekerjaan yang sempurna. Semua pekerjaan memiliki beberapa aspek hebat, beberapa aspek biasa saja dan aspek yang mengerikan. Terbiasalah akan hal itu. Namun dalam setiap pekerjaan, Anda dapat belajar hal yang baru dan belajar mengenai diri Anda. Jangan pernah merasa nyaman pada sebuah pekerjaan. Persiapkan diri Anda untuk kesempatan yang baru dan tetaplah belajar.

Mitos No. 7 : Menjadi pemimpin yang sempurna

Tidak mungkin hal tersebut terjadi.Tidak ada pemimpin sempurna. Steve Snyder berkata, “ketika kita membandingkan diri kita dengan standar yang tidak masuk akal, dan pada saat kita terlalu jauh untuk menjangkaunya, kita menyimpulkan ada sesuatu yang salah pada diri kita. Kebenarannya adalah setiap pemimpin menghadapi kesulitan yang pelik pada suatu masa di perjalanan karirnya.” Tanda menjadi pemimpin yang baik bukan karena menjadi sempurna pada satu saat, namun selalu berlajar setiap saat, terlebih pada saat terjadi kesalahan.

Mitos 8: Jika Anda membenci pekerjaan Anda, cobalah memulai bisnis Anda

Memulai sebuah bisnis adalah hal yang tidak mudah, dan tidak semua orang cocok atau mampu melakukannya. Banyak orang berfikir hal tersebut mudah namun banyak dari mereka yang gagal. Anda harus lebih banyak memiliki gairah / semangat / kemampuan bertahan untuk sesuatu dan bersabar untuk menunjukkan diri, menghadapi ketidakpastian keuangan dan mengatasi banyak cobaan.

Mitos no. 9: Peran utama selalu menang diakhir

Jangan pernah mempercayai hal ini. Saya berusaha memulai untuk melihat lebih dalam seorang pemimpin yang memiliki umur panjang dan seseorang yang baik. Atasan yang mengerikan cenderung naik lebih cepat, tetapi mereka selalu jatuh dengan cepat. Meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk bangkit, seseorang dengan sisi manusiawi selalu menang dalam jangka waktu yang lama.

Mitos no. 10: Bekerja secara cerdas, bukan dengan keras

Saya tahu hal ini disukai semua orang untuk dipercayai, tetapi kebenaran yang ada di dunia saat ini adalah semua orang sudah cukup pintar. Bekerja keras ditambah dengan kecerdasan mungkin menjadi satu-satunya pilihan yang tersisa.

Share artikel ini

Kepemimpinan

Tags: Kepemimpinan Tanpa Batas

Alt
Roshan adalah pendiri dan CEO dari Leaderonomics Group, kepala redaksi untuk Leaderonomics.com dan seorang yang menamakan dirinya sendiri dengan sebutan 'kuli'. Ia percaya bahwa semua orang bisa menjadi pemimpin dan dapat membuat lekukan di alam semesta dengan cara mereka masing-masing.

Mungkin Anda Juga Menyukai

Gambar Catur dan Pion

Tips Kepemimpinan untuk Mahasiswa

Artikel ini Ditulis Oleh : Jenna Christine. Tips Kepemimpinan untuk Mahasiswa

Apr 04, 2023 3 Min Read

Alt

Fungi dan Keunikan Coaching

Dalam wawancara virtual ini, Rinaldi Pasaribu; Professional Coach dan Konsultan SDM Jabodetabek membuka tentang apa arti Coaching yang sebenarnya dan mengapa sering disalah tafsirkan.

Feb 08, 2021 23 Min Video

Jadi Seorang Pembaca Leader's Digest